Thursday, November 22, 2007

Warkah buat teman sejati di bumi Kiwi...

Salamun'alaikum wbt pembuka bicara.....Subhanallah walhamdulillah dilimpahkan pada Yang Maha Pemberi Kurnia atas segala nikmat yang diberikanNYA....
Entry kali ini adalah khas buat dua orang sahabat sejati ana di bumi New Zealand.....untuk Sumayyah dan Syuhadah tercinta....



Tapi, asifati jiddan....tadi sebenarnya saya dah selesai menulis satu entry yang panjang buat awak berdua....dan ditakdirkan Allah....saya tersalah tekan 'delete'....la quwwata illa biLLAH....mungkin tiada rezeki untuk saya kali ini....atau mungkin, tulisan tadi sedikit 'personal' dan tidak sesuai untuk di-publish di sini....Apapun, saya hanya ingin muatkan warkah yang telah selamat dihantar pada awak berdua...dan alhamdulillah selamat diterima oleh Sumayyah tadi....untuk Syuhadah...saya berharap surat tersebut sampai ke tangannya nanti...inshaAllah, mudah-mudahan....





Hakikatnya...ini surat pertama saya buat awak, Sumayyah dearie....dan untuk Syuhadah...warkah kali ini saya kira adalah balasan untuk surat awak yang sudah genap tiga tahun saya simpan....Alhamdulillah, ianya masih elok...dan akan terus menjadi sumber inspirasi saya sehingga masa yang telah ditentukan....Sekalung penghargaan tak terhingga buat awak berdua....seronok dan cukup beruntung untuk saya mengenali insan-insan mulia seperti awak berdua...mungkin kerana saya tidak pernah berlatarbelakangkan sekolah agama seperti awak...tapi setidak-tidaknya...Allah izinkan saya belajar secara tidak langsung daripada awak....teruskan istiqamah, sahabatku tercinta....moga Allah kekalkan ikatan-ikatan hati antara kita...sehingga pertemuan di destinasi akhir...Amin...






Akhir kalam...saya muatkan satu lagu sebagai kenang-kenangan kita bersama....ingat lagikan, satu masa kita berprogram di Klang? Lagu ini saya kira amat sinonim dan 'dekat' dengan kita bertiga....Allahu a'laam....Saya sayang awak berdua kerana Allah....(",)












Wallahu a'laam


~~ Sahabatmu yang jauh di tanah kering OZ ~~


Tuesday, November 20, 2007

Post-Soul Reflections' Seminar...


Bismillahirrahmaanirraheem...

Salamun'alaikum wbt to my dear brothers and sisters in Faith....may this greet you in the best state of Eemaan (rising Eemaan, inshaAllah) and health...Ameen
Glory to Allah and all praise is due to Him for granting the countless and endless Bounties to every single creation on the Earth.....


Alhamdulillah, right after my final exams finished, I could manage to attend to this two-day seminar organized by AlKauthar Institute, a non-profit Islamic organization (I believe) in Victoria, also joint by the Mercy Mission....MashaAllah, it was so fruitful and worth the money to be able to join them over the weekend.





The seminar was conducted from 17th until 18th of November in one of the lecture theatres in the University of Melbourne. It essentially focused on a theme of Soul Reflections: Purifications of the Soul Through the writings of Ibn Al-Qayyim.

Interestingly, the Shaikh, by the name of Shaikh Surkheel Sharif was specially invited to be the speaker in this seminar. Subhanallah, I found that the Shaikh, or also known as Abu Aaliy is a really good speaker....perhaps, I might be a bit biased as he comes from UK (for I do have my own perception towards anyone from UK....I reckon that they are really good in terms of spreading dakwah...Allahu a'laam...by all means, I have my own positive viewpoints towards anyone with a sound Islamic knowledge from the land of UK).


During the seminar, we did cross-reference with a book entitled: "The Exquisite Pearl: The Journey to Allah & the home of the Hereafter." It's basically a book written by Shaykh 'Abd Al-Rahman Al-Sa'di....but Abu Aaliy has translated it into english for our convenience. Alhamdulillah, it's a good book...and I do recommend everyone to grab this book, if possible.





Apologies for not being able to write a lot about the contents of the book (due to copyright issue)...but inshaAllah, hereby is the short didactic poem which briefly explains the Introduction to the Science of Suluk. May it benefit everyone, inshaAllah...


Fortunate are those who avoid the destructive paths;

Intending the stations of Allah's good pleasure.



Those who journey with the utmost sincerity;

Following the legislation by which faith is measured.



Those who build the stations of their journey;

Submitting between being fearful and being hopeful.



Those whose hearts the Divine has filled;
With devotion to Him and love for the Most Merciful.



Those who remember Him and do so abundantly;

In private, public, at all times in continuance.



Seeking nearness to the Sovereign-Master;

By obeying Him and forsaking disobedience.



Doing what is obligatory and optional is their way;

Inspecting their own faults and their deficiencies.



Their souls patiently enduring all that is disdainful;

Desirous of what it entails of benevolence.



They arrive at the Station of Contentment;

Ultimately reaching the Garden and safety.



For His bounties to His creation they are grateful;

With their heart, tongues and the limbs of their body.



Reliance is their companion in all affairs;

Whilst striving in the pleasure of the All-Merciful.



Worshipping the Divine, believing in His presence;

Thus taking their place at the Station of Excellence.



Advising others to that which pleases their Lord;

With knowledge, guidance and compassion.



Accompanying the people in bodily form;

Whilst their spirits dwell at a sublimer station.



They alert creation to their complete need for Allah;

Continuously fearing a decrease in their faith.



Their hearts turning away from all distractions;

Completely emptied of other than the Most-Merciful.



Their movements, concerns and their resolves;

Are all for Allah, not creation, nor the Devil.




The best of friends is the seeker of these paths;
Which leads to acquiring goodness and ihsan.


















Friday, November 16, 2007

...:Status Yahoo Messenger (YM):...

Kebelakangan ini, seringkali ana disapa lewat YM tentang status-status yang ditulis…pelbagai komentar yang ana terima…baik yang berupa sebuah penghargaan (yang sememangnya tak pernah dipinta kerana siapalah diri untuk disanjung…baik lagi kalau pujian dan sanjungan itu dikembalikan kepada Yang Berhak)…tak kurang juga ada yang seakan cuba membaca atau membuat firasat sendiri tentang “state of mind” ana sewaktu menaipkan status tersebut…wallahu a’laam…ana terima semuanya dengan lapang hati…Subhanallah, tak sangka sebenarnya selama ini ada ramai yang cukup ‘alert’ dan ‘sensitif’ dengan status-status ana….terima kasih atas perhatian yang diberikan…moga Allah membalas kebaikan kalian dengan ganjaran yang selayaknya dari sisiNYA…Amin

Alhamdulillah, andai kata-kata yang dinukilkan bisa mengubat hati yang sedang lelah…atau mungkin bisa menambahkan lagi rasa kerinduan di hati sahabat-sahabat tercinta kerana perkelanaan masing-masing di bumi Allah yang melata….syukur ana panjatkan andai kalimah-kalimah yang diluahkan dari sudut hati nurani itu mampu meresap masuk ke dalam hati pembaca dan seolah memberikan satu suntikan semangat guna meneruskan perjuangan yang tiada berpenghujung (mungkin akhirat jua yang menjadi garis penamat untuk semua perjuangan yang dihadapi….Allah Lebih Tahu).

Namun begitu….ana pohon rimbunan kemaafan…kerana tak selamanya status-status itu bakal menjadi penawar hati yang lara…atau jiwa yang kepenatan…kerana yang menulis itu juga manusia biasa…yang juga sentiasa diserang dengan ujian maha berat (once in a while) daripada Si Pemilik Diri…saat itu, selalunya status YM akan bertukar nadanya…dari nada yang biasa kepada nada hiba…tak lain dan tak bukan..sebagai mengubat dan memujuk hati sendiri…kerana tak wajar selamanya diri ini menyerahkan pergantungan pada manusia sebagai tempat luahan rasa….curahan hati…tapi sebaik-baik tempat bersandar adalah pada Allah SWT yang menciptakan kita semua…Dia tahu semua selok-belok diri kita….Dia Lebih Arif perihal titik kekuatan kita, bahkan apa jua yang bakal melemahkan diri kita….pokoknya, semua segi dalam pengetahuanNYA…justeru, kenapa manusia juga yang kita cari pertama-tamanya? Kenapa bukan bersegera kepada Yang Maha Berkuasa?!….yang mampu menukarkan malam dengan siang tanpa pernah terlewat….yang menggantikan matahari dengan bulan tanpa pernah tersilap…Allah jua tempat mengadu segala urusan…

Firman Allah:

“Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Kerana itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” [QS3:160]

Ayat yang seringkali kita dengar….bilamana membuktikan yang Allah itu tidak jauh…

“Dan apabila hamba-hambaKU bertanya kepadamu (Muhammad) tentang AKU, maka sesungguhnya AKU dekat. AKU kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKU. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-KU dan beriman kepadaKU, agar mereka memperoleh kebenaran.” [QS2:186]

Ketahuilah sahabat-sahabat sekelian….Dia tidak akan pernah jemu sehinggalah kita sendiri yang jemu…Dan yang paling menyenangkan serta menghiburkan hati adalah natijah dari keyakinan bahawa Allah itu ternyata tidak pernah mengecewakan…masih ragukah kita jika apa yang kita minta (kalau perkara itu baik di sisiNYA), takkan pernah ditahanNYA?….pasti dikurniakanNYA…cuma, kadang-kadang permintaan kita itu terlambat…atau barangkali…Allah mahu menggantikan dengan yang lebih baik…dan menyelamatkan kita daripada keburukan perkara yang kita minta (kerana kita hanya tahu meminta…tanpa bisa menjangkau apakah ianya bermanfaat buat diri atau sebaliknya)…

Sabda Nabi SAW: “Tiada seorang muslim yang berdoa dengan suatu doa yang tiada dalamnya dosa, atau memutuskan silaturahim melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga perkara: sama ada disegerakan kemakbulan atau disimpan untuk diberikan pada hari akhirat, ataupun dijauhkan keburukan yang sepandan dengannya.” (Riwayat Ahmad, al-Bazzar dan Abu Ya‘la dengan sanad yang sahih).

Wallahu ta’ala a’laam….akhiru kalam…suka ana selitkan sedikit kata-kata bijak, nukilan dari seorang sahabat kepada sahabat…semoga bermanfaat, inshaAllah…

“Layarkan doamu ke langit tujuh…kerna Dia tidak pernah jemu melabuhkan layar buatmu.”

Jazakumullahu khayran katsiran atas segala hal…



Last but not least, ana sekadar memaklumkan rumah kedua ana...Alhamdulillah, sebenarnya dah lama sign up untuk account multiply....tapi sebelum ini ana cuma fikirkan mahu fokus pada satu hal...kerana kapasiti diri yang amat-amat terhad...tapi inshaAllah, andai ada keperluan..mungkin ada sesuatu yang kalian boleh dapat dengan mengunjungi laman kedua ana...cuma, mungkin lebih banyak mengambil hasil dari orang lain...ketimbang tulisan-tulisan sendiri....atas sebab ana lebih senang menulis di blog kalau berkenaan cetusan idea sendiri...Allahu a'laam...doakan moga ana dapat teruskan perjuangan pena...kalaupun mungkin kurang manfaatnya buat orang lain..tapi biarlah dapat menjadi kenang-kenangan buat diri sendiri...dan generasi pewaris nanti....inshaAllah, Amin....


Here's the link: Siti Yusrina Nadihah



Thursday, November 15, 2007

22 Tahun vs Setahun Episod Luka…

Tanggal 15 November 1985 adalah satu tarikh azimat buat pasangan suami isteri, Encik Jamaludin dan Puan Wan Azizah kerana perkahwinan mereka telah dihadiahi dan diceriakan dengan kelahiran seorang cahaya mata pertama…seorang puteri yang diharapkan dapat menambah keberkatan keluarga yang baru dibina seawal 30 Januari 1985…Alhamdulillah, dengan takdir Allah…lahirlah seorang bayi kecil yang akhirnya diberi nama Siti Yusrina…(nama asal ana sebelum nenek menambah satu lagi nama, menjadi Siti Yusrina Nadihah). Terima Kasih, Ayah….Terima Kasih, Mak kerana bersusah-payah selama ini…kerana pengalaman mengandungkan generasi pewaris selama 9 bulan 10 hari bukan suatu hal yang mudah….semoga Allah membalas segala kesusahan dan pengorbanan yang Mak dan Ayah telah taburkan pada diri Along dengan sesuatu yang lebih baik…Amin

Subhanallah…hari ini…15 November, tahun 2007, genaplah usia ana 22 tahun…Alhamdulillah, bersyukur dengan nikmat usia yang Allah kurniakan…mashaAllah, sedar tak sedar…ana semakin meningkat dewasa…moga pertambahan usia ini berkadaran dengan kematangan akal dan jiwa seiring dengan kefahaman ana terhadap ajaran agamaNYA…(pohon dengan sangat)….Amin

Namun begitu, tulisan ‘comot’ ana kali ini bukanlah untuk difokuskan pada Hari Ulangtahun Kelahiran ana…(kerana ia sekadar satu tarikh yang paling jarang diingati oleh ahli-ahli keluarga…mungkin kerana menghampiri penghujung tahun…tapi tak mengapa…ana tak ambil hati sedikitpun, inshaAllah…kerana hakikatnya keluarga kami tidak pernah membuat sebarang sambutan…) cuma, tarikh ini ditakdirkan coincide dengan satu tragedi luka yang menimpa keluarga sahabat baik ana…Keluarga Ukhti Sumayyah Abd. Aziz…peristiwa ini berlaku setahun yang lalu (15 November 2006).

Waktu tibanya tarikh istimewa buat diri ana pada tahun yang lepas, ana diizinkan untuk selesai perjuangan jihad ilmu untuk semester ke-empat di Monash…Alhamdulillah, tak sangka ada juga sahabat-sahabat dari kejauhan yang menitipkan salam dan ucapan tahniah…terima kasih teman-teman seperjuanganku…moga Allah memberkati kalian…Amin

Sumayyah sahabatku tercinta,

Saya ingat lagi…waktu itu Syuhadah message saya lewat YM…menurutnya, dia ada di Auckland, The City of Sail pada waktu itu…Subhanallah, seronok saya mendengarnya…Syuhadah datang menziarah awak di sana…dia sampaikan ucapan hari lahir berserta berita kurang baik tentang adik awak, Khalid yang sedang tenat di Malaysia…Syu pesan supaya saya doakan kesihatan Khalid….inshaAllah, saya cakap…”Khalid kuat…dia bakal sembuh semula, dengan izin Allah…inshaAllah”

Setelah itu, awak pula yang hantar message pada saya…mengirimkan ucapan hari lahir dari akhawat-akhawat Auckland…saya terasa begitu terharu…and infact, I did end up crying…I was touched by your warm regards…Subhanallah…beruntung saya dapat mengecapi kemanisan berukhuwwah tanpa mengenal sempadan….itulah indahnya ikatan-ikatan yang dibina atas dasar aqidah yang suci…Allahu a’laam…

Seingat saya…tak lama selepas dapat mesej dari Syuhadah…(around 30minutes later)…saya terima berita mengejutkan….kata Syu…adik awak, Khalid telah selamat kembali ke rahmatullah…inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun….saya tak terkata masa dapat berita yang memang mengejutkan saya…mana tidaknya…tadi elok-elok Syu cakap yang dia bersama-sama awak di Auckland…tiba-tiba..tiada angin…tiada ribut…Syu sampaikan berita sedih….la quwwata illa billah…inshaAllah, saya sebagai seorang sahabat baik kepada awak…akan sentiasa mendoakan awak, arwah Khalid dan keluarga…semoga kalian senantiasa dirahmati Allah..untuk kehidupan di dunia dan akhirat…Amin, Ya Rabbal ‘Alamin…

Di saat saya dapat tahu tentang Khalid, saya tak dapat meneka air mata…maafkan saya Sumayyah…syukurlah saya tak menangis di depan awak…kalau tak, mungkin keadaan akan bertambah buruk….tapi saya cukup yakin akan ketabahan hati awak menerima ujian ini…Khalid pergi dengan aman…Dia dijemput Sang Kekasih Hati…tak mungkinkah hal itu mampu menghiburkan kembali kesedihan yang datang? Saya yakin…perginya dalam keadaan yang cukup baik…kesakitan yang ditanggungnya selama ini membuatkan dia telah benar-benar bersedia untuk bila-bila masa sahaja dijemput oleh Pemilik Jasadnya…Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas roh Adik Khalid dan menempatkannya di kalangan orang-orang soleh…Amin.

Saya cukup mengagumi kekuatan hati Abah, Ummi, awak dan juga adik-beradik yang lain setelah ditimpakan ujian maha berat ini…waktu chatting dengan awak sebelum saya pulang ke tanahair last time…awak ada tulis:

“…tarbiyyah Allah dengan ujianNya pada saya terlalu banyak mengajar saya untuk terus redha dan bersedia untuk menerima apa sahaja ketentuan dariNya…terasa tiada apa ertinya kehidupan kat dunia ni kalau sibuk mengejar dunia dan isinya…moga ALLAH terus pimpin kami menuju jannahNya…sebab saya dah terlalu rindu untuk bertemu khalid…penantian saya selama setahun menahan rindu berpanjangan entah bila akan tiba waktu untuk bersua kembali…terima kasih sebab awak selalu doakan khalid dan kami sekeluarga…doa orang-orang yang soleh sentiasa dekat dengan Allah… jua dekat dengan hati-hati kami…semua taqdir yang tertulis buat khalid dan kami adalah susunan perancangan ALLAH yang terindah buat kami… bahkan untuk semua hamba-hambaNya yang bertaqwa..”

Sumayyah dearie….saya percaya Allah punya rencana yang istimewa buat diri awak dan keluarga…terus –terang saya katakan…saya sangat gembira dan puas hati kerana Allah berikan peluang untuk saya dan Ayu menziarah awak sekeluarga di Jasin pada tahun lalu…waktu itu, saya dan Ayu almost nak give up….Ayu drive kereta dari rumahnya dan saya hanya mampu jadi co-driver gara-gara kereta tu kereta manual…ditakdirkan Allah..hari itu tiba-tiba hujan cukup lebat di Melaka…dan Jasin adalah salah satu tempat yang dilanda banjir teruk….syukurlah, kereta kami tak tenggelam…mungkin kerana niat kami cukup menebal untuk bertemu awak…akhirnya kami redah juga banjir berbekalkan tawakkal pada Allah….dan Alhamdulillah, kuasa Allah…kami sampai ke destinasi tujuan (syukur juga sebab saya masih ingat lagi jalan ke rumah awak…sebab sempat bersama-sama awak dan keluarga di Melaka selepas kita masing-masing selesai tahun persediaan di INTEC dulu)…

Tak tergambar perasaan gembira…syukur dan sayu bila dapat lihat wajah awak…hampir setahun lebih kita tak berjumpa…saya dicampak ke Monash..awak pula ke Auckland…tapi saya rasa berbaloi saya korbankan masa, wang dan tenaga untuk menziarah awak dan keluarga…kerana pertemuan singkat kita kelmarin cukup memberikan tazkirah yang amat bermakna buat saya…paling terkesan di hati saya adalah bila berkesempatan untuk bersembang dengan Ummi…Ya Allah! Saya kagum dengan semangat Ummi…ibu mana yang takkan menitiskan air mata tatkala mengetahui anak kesayangannya pergi meninggalkan dia buat selama-lamanya? Saya yang bukan keluarga sebenar awak pun turut merasa tempiasnya…

Dari Kak Yus buat Adik Khalid:

“Adik Khalid….Kak Yus memang tak pernah bercakap dengan Khalid…tapi pertama kali Kak Yus ziarah Khalid di HKL, jelas tergambar Khalid cukup tabah menghadapi kesakitan yang Allah takdirkan….menderita penyakit cancer bukan suatu yang mudah…ubat-ubatan dan rawatan susulannya pun cukup menyakitkan…masa tu, Kak Yus belum lagi begitu arif dengan cancer…kuliah di INTEC pun belum cukup banyak memberikan pendedahan pada akak…tapi bila datang ke Monash…setiap kali akak belajar tentang cancer (even yang bukan berkaitan dengan sakit Khalid)…setiap kali itulah bayangan Khalid menjelma di kotak fikiran….bukan sengaja mengenangkan kenangan lalu yang takkan mungkin diputar kembali..tapi bagi akak, personally…ada banyak pengiktibaran yang dapat akak timba…kadang-kadang Kak Yus rasa ‘iri’ dengan Khalid..kenapa Khalid mampu went through all the hurdles…sedangkan akak yang seketika ditimpakan ujian yang tak sebanding dengan kesakitan Khalid…tapi akak tak mampu mempertahankan segenggam tabah yang ada…akhirnya tewas dengan mengalirkan air mata…tapi Khalid, bila diberikan rawatan yang ‘painful’, Khalid Cuma mengadu kesakitan pada Ummi..tapi tak setitis pun air mata mengalir di pipi…Malu juga kalau Khalid tahu…tapi kerana itulah akak kagum dengan semangat Khalid…cukup redha dan pasrah dengan kehendak Ilahi…subhanallah…akak berharap agar akak dipertemukan lagi dengan mereka yang punya semangat serta kecekalan seperti Khalid…moga akak pun dapat mendidik diri untuk lebih tegar dan tabah hati menghadapi cabaran hidup..InshaAllah, Amin…seandainya Allah izinkan Kak Yus terlibat dengan medical research sebagai kerjaya masa depan nanti….moga Kak Yus diizinkan untuk membantu golongan yang senasib dengan Khalid…Amin, Ya Allah…perkenankanlah..andai ini yang terbaik..”

InshaAllah…rasanya cukup setakat ini untuk saat ini…maafkan saya Sumayyah sayang…saya tak mampu teruskan lagi menulis…makin saya tulis..makin terasa kepiluan di hati…awak sendiri tahu…saya cukup senang menangis…tapi setidak-tidaknya saya tak nangis di hadapan sahabat-sahabat tercinta…kerana saya selalu mengharapkan agar saya mampu berikan wajah yang penuh dengan senyuman tatkala kita bertemu…kerana itulah selayaknya…hidup bukan hanya untuk ditangisi…tapi untuk kita hadapi dengan berdasarkan syariatNYA…moga Allah lindungi kita semua…

Video ini yang sempat saya save dalam pendrive saya waktu ke Jasin tahun lalu…Alhamdulillah dan jazakumullahu khayran katsiran Sumayyah kerana mengizinkan saya untuk upload di sini…tapi ada permintaan kecil…Tolong doakan sahabat ana, Sumayyah dan keluarga..moga diberikan rahmat baik untuk kehidupan di dunia mahupun di akhirat…Amin….
Wallahu ta’ala a’laam

Ukhtil mukhlisah,
Ukhti Yusrina,
Monash 0207 (15 November 2007).

Friday, October 12, 2007

Selamat Hari Raya buat semua...(",)

Salamun'alaikum wbt buat semua saudara seaqidah yang sering mengunjungi blog ana...Sekalung ucapan terima kasih kerana sudi meninggalkan jejak dan atas kiriman doa yang tidak pernah putus...inshaAllah...Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan sesuatu yang lebih baik dari sisiNYA...Amin

Sempena ketibaan Syawal yang mulia ini....ana mengambil peluang untuk mengucapkan TAHNIAH....dan TAHNIAH dan TAHNIAH sekali lagi atas kejayaan menempuh Madrasah Taqwa Ramadhan....semoga segala pengalaman yang sempat ditimba bakal membantu kita semua untuk meneruskan lagi kembara mujahadah sehingga bertemu Sang Kekasih Hati...(Pohon dengan sangat)

Khusus buat Encik Jamaludin (Ayah) , Puan Wan Azizah (Emak), Siti Asraf (Angah), Mohd Luqman, Siti Nabilah, Siti Faarihah & Siti Faari'ah (my little twins) dan Muhammad Uzair....Along menyusun sepuluh jari memohon maaf atas sebarang kesilapan tutur bicara...kepincangan perilaku...jangan lupa panjatkan doa buat Along di kejauhan....I'm gonna miss you guys a lot! (huhuuhh)...

...angin...

kau nyanyikan lagu...

untuk permataku....kukenang selalu...

...bayu...

sampaikan berita...

daku kini ceria...aman dan bahagia....

Tidak ketinggalan kepada semua sanak-saudara di tanahair...sahabat handai yang amat dirindui...dan seluruh Umat Islam....Moga takbir raya esok hari (Eid in Monash is on the 13th of October 2007) bakal menjadi takbir kemenangan buat kita semua....Amin...

Wallahu a'laam...Taqabbalallahu minna wa minkum...Kullu 'aam...wa antum bikhayr...:D



Wednesday, October 10, 2007

Memaknai Hari Raya Iedulfitri (Bahagian I)...

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ اْلأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ


Dari Anas bin Malik ra berkata bahwasanya Rasulullah SAW datang ke Madinah sedangkan mereka (penduduk Madinah) memiliki dua hari untuk bermain dan bergembira ria. Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada apakah dengan dua hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami biasa bermain dan bergembira ria pada masa jahiliyah di dua hari tersebut.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT telah menggantikan dua hari kalian dengan dua hari yang lebih baik darinya, yaitu Iedul Adha dan Iedul Fitri.’ (HR. Nasa’i)


Muqadimah

Seiring dengan cepatnya waktu berlalu, ternyata tanpa terasa ramadhan begitu cepatnya berjalan meninggalkan kita. Padahal kita belum maksimal membaca Al-Qur’an, belum maksimal shalat malam, belum maksimal melaksanakan shiyam dan juga belum optimal untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya. Setetes air mata mengalir dari ujung mata, perasaan sedih bergemuruh dalam kalbu, Ya Allah, akankah Ramadhan tahun depan, kami masih dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan?
Dahulu para salafuna shaleh, air mata mereka meleleh membasahi pipi dan lihyah lantaran Ramadhan pergi meninggalkan mereka. Terkadang dari lisan mereka terucap sebuah doa, sebagai ungkapan kerinduan akan datangnya ramadhan dan ramadhan :

اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ وَرَمَضَانَ وَرَمَضَانَ

Ya Allah SWT, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan…


Suasana seperti ini bahkan berlarut hingga muncul ‘keheningan’ yang demikian heningnya pada malam hari raya Iedul Fitri. Bahkan suasana seperti ini masih begitu terasa, minimal ketika penulis mengalaminya di Mesir, selama studi di sana. Betapa malam Iedul Fitri sangat sepi dan hening, seolah mereka meratapi kepergian ‘tamu istimewa’ mereka, yaitu bulan Ramadhan. Tidak heran jika beberapa mahasiswa Indonesia yang pada malam tersebut sembab matanya, lantaran rindu dan teringat dengan suasana malam Iedul Fitri di tanah air, yang suasananya 180 derajat berbeda dengan suasana di Mesir.


Namun akankah kesedihan itu terus berlarut-larut, sementara ajal kita ditentukan oleh Allah SWT. Dan haruskan kita bersedih, sedangkan Iedul Fitri merupakan hari raya seluruh kaum muslimin, yang kita dianjurkan untuk bergembira pada hari tersebut? Lantas, amalan apakah yang seharusnya kita laksanakan menjelang maupun pada saat Iedul Fitri. Berikut penulis kutipkan beberapa hadits mengenai Iedul Fitri, semoga ada manfaatnya bagi kita semua.


Makna Iedul Fitri

Terdapat beberapa pendapat dalam memaknai Iedul Fitri, yang merupakan hari raya umat Islam di seluruh alam. Jika dilihat dari segi bahasanya, Iedul Fitri terdiri dari dua kata yaitu ( عيد ) dan ( فطر ). Dan masing-masing dari kata ini memiliki maknanya tersendiri :
· ( عيد ) Ada yang mengatakan bahwa Ied berasal dari kata ( عاد - يعود ) yang berarti kembali. Namun ada juga yang menterjemahkan Ied ini sebagai hari raya, atau hari berbuka. Pendapat yang kedua ini menyandarkan pada hadits :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَاْلأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ (رواه ابن ماجه)

Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban.” (HR. Ibnu Majah)
· ( الفطر ) Ada yang menerjemahkan fitri dengan “berbuka” karena ia berasal dari kata ( أفطر ) yang memang secara bahasa artinya berbuka setelah berpuasa. Namun disamping itu, ada juga yang menerjemahkan fitri dengan “fitrah”, yang berarti suci dan bersih. Pendapat kedua ini menyandarkan pendapatnya pada hadits Rasulullah SAW :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ (رواه البخاري)

Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah seorang anak dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih/ suci). Orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Bukhari)


Dari maknanya secara harfiah ini, dapat disimpulkan adanya dua makna dalam menerjemahkan Iedul Fitri, yaitu :

1. Iedul Fitri diterjemahkan dengan kembali kepada fitrah atau kesucian, karena telah ditempa dengan ibadah sebulan penuh di bulan ramadhan. Dan karenanya ia mendapatkan ampunan dan maghfirah dari Allah SWT.

2. Iedul Fitri diterjemahkan dengan hari raya berbuka, dimana setelah sebulan penuh ia berpuasa, menjalan ibadah puasa karena Allah SWT, pada hari Idul Fitri ia berbuka dan tidak berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT.


Penulis melihat bahwa kedua makna Iedul Fitri di atas adalah benar dan tepat. Dan kedua makna tersebut saling melengkapi dan tidak bertentangan sama sekali. Sehingga Iedul Fitri adalah hari raya umat Islam yang dianugerahkan oleh Allah SWT di mana insan dikembalikan pada fitrahnya dengan mendapatkan ampunan dari Allah SWT, sekaligus sebagai hari bergembiranya kaum muslimin dimana diperintahkan untuk makan dan minum (baca; berbuka) sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. Oleh karena itulah, terdapat doa yang sering dibacakan sesama kaum muslimin ketika berjabat tangan dan saling memaafkan, yaitu :

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ

Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang kembali (kepada fitrah) dan sebagai hamba-hamba-Nya yang menang (melawan hawa nafsu). Dan semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita semua.[1]


Hanya terkadang, masyarakat kita lebih suka “menyunat” doa di atas, sehingga yang diucapkan hanya kalimat, ‘Minal Aidin Wal Fa’izin” saja. Bahkan lebih parah lagi ketika Minal Aidin Wal Faidzin ini diterjemahkan dengan mohon maaf lahir dan batin. Tetapi bisa kita maklumi karena keterbatasan masyarakat kita pada umumnya, asalkan masih dilandasi dengan niatan yang ikhlas hanya mengharap ridha Allah SWT, semoga tetap Allah catat sebagai amal ibadah di sisi-Nya.

Menghidupkan Iedul Fitri

Bagi kita semua saat ini, bagaimana kita dapat menghidupkan Iedul Fitri, atau dengan kata lain memaknai Iedul Fitri sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dari beberapa riwayat, terdapat beberapa hal yang disunnahkan untuk dilakukan pada malam Ied atau pada hari raya Iedul Fitri. Diantaranya adalah :

1. Disunnahkan untuk Qiyamul Lail, pada malam hari raya Idul Fitri. Dalam sebuah riwayat digambarkan :
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَتَيْ الْعِيدَيْنِ مُحْتَسِبًا لِلَّهِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ (رواه ابن ماجه)
Dari Abu Umamah ra, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melaksanakan qiyamullail pada dua malam Ied (Idul Fitri dan Adha), dengan ikhlas karena Allah SWT, maka hatinya tidak akan pernah mati di hari matinya hati-hati manusia. (HR. Ibnu Majah).

2. Disunnahkan pada pagi hari raya Idul Fitri, untuk mandi, menggunakan minyak wangi dan berpakaian yang rapi. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :

عَنِ الْفَاكِهِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ قَالَ وَكَانَ الْفَاكِهُ بْنُ سَعْدٍ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالْغُسْلِ فِي هَذِهِ اْلأَيَّامِ

Dari Fakih bin Sa’d bahwasanya Rasulullah SAW senantiasa mandi pada hari jum’at, hari Arafah, hari Idul Fitri dan hari Idul Adha. Dan Fakih (Perawi hadits ini) senantiasa memerintahkan keluarganya untuk mandi pada hari-hari tersebut. (HR. Ahmad)
Dalam riwayat lain juga digambarkan :

عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى (رواه مالك)
Dari Nafi’, bahwasanya Abdullah bin Umar senantiasa mandi pada hari raya Idul Fitri, sebelum berangkat ke tempat shalat. (HR. Malik)


3. Mendatangi tempat-tempat dilaksanakannya shalat Ied. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بَنَاتَهُ وَنِسَاءَهُ أَنْ يَخْرُجْنَ فِي الْعِيدَيْنِ (رواه أحمد)
Dari Ibnu Abbas ra, bahwasanya Rasulullah SAW memerintahkan anak-anak wanitanya dan istri-istrinya untuk kelur (mendatangi tempat shalat Ied) pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. (HR. Ahmad)
Dalam riwayat lain dijelaskan :

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ الْعِيدِ حَتَّى نُخْرِجَ الْبِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا حَتَّى نُخْرِجَ الْحُيَّضَ فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَطُهْرَتَهُ (رواه البخاري)
Dari Ummu Athiyah ra berkata, kami diperintahkan untuk mendatangi tempat shalat, bahkan perawan di pingitannya dan wanita yang haid diperintahkan untuk mendatangi tempat shalat Ied. Hanya mereka berposisi di belakang shaf kaum muslimin. Mereka bertakbir dengan takbir kaum muslimin, dan berdoa dengan doa kaum muslimin, dengan berharap keberkahan dan kesucian hari tersebut. (HR. Bukhari)


Mendatangi tempat dilaksanakannya shalat Ied dengan berjalan kaki [1] Dalam hal ini juga perlu diperhatikan situasi dan kondisinya. Jika tempat shalatnya cukup jauh dan justru menyulitkan dengan berjalan kaki, maka tidak boleh dipaksakan. Demikian juga dengan orang yang udzur dan sakit. dan memakan sesuatu sebelum berangkat melaksanakan shalat Ied. Dalam sebuah riwayat dijelaskan :

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ مِنْ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَأَنْ تَأْكُلَ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ (رواه الترمذي)
Dari Ali bin Abi Thalib ra berkata, termasuk sunnah jika kamu keluar mendatangi tempat shalat Ied dengan berjalan kaki dan memakan sesuatu sebelum pergi ke tempat shalat Ied.” (HR. Turmudzi)


4. Bertakbir mengagungkan Asma Allah SWT, dalam sebuah riwayat digambarkan :
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ الْعِيدِ حَتَّى نُخْرِجَ الْبِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا حَتَّى نُخْرِجَ الْحُيَّضَ فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَطُهْرَتَهُ (رواه البخاري)
Dari Ummu Athiyah ra berkata, kami diperintahkan untuk mendatangi tempat shalat, bahkan perawan di pingitannya dan wanita yang haid diperintahkan untuk mendatangi tempat shalat Ied. Hanya mereka berposisi di belakang shaf kaum muslimin. Mereka bertakbir dengan takbir kaum muslimin, dan berdoa dengan doa kaum muslimin, dengan berharap keberkahan dan kesucian hari tersebut. (HR. Bukhari)


5. Melalui jalan yang berbeda ketika berangkan dan pulang dari tempat dilaksanakannya shalat Ied. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ يَوْمَ الْعِيدِ فِي طَرِيقٍ رَجَعَ فِي (رواه الترمذي)
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW apabila pergi (ke tempat shalat Ied) pada hari Ied melalui satu jalan, maka beliau kembali dari tempat tersebut melalui jalan yang berbeda.”


6. Saling bermaaf-maafan seraya mendoakan semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :

عَنْ خَالِدٍ بْنِ مَعْدَانٍ قَالَ لَقَيْتُ وَاثِلَةَ بْنَ اْلأَسْقَعِ فِيْ يَوْمِ عِيْدٍ فَقُلْتُ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ فَقَالَ نَعَمْ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ قَالَ وَاثِلَةٌ لَقَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَيْدٍ فَقُلْتُ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ قَالَ نَعَمْ تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكَ (رواه البيهقي في الكبري)
Dari Khalid bin Ma’dan ra, berkata, Aku menemui Watsilah bin Al-Asqo’ pada hari Ied, lalu aku mengatakan, ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka”. Lalu ia menjawab, ‘Iya, Taqabbalallah Minna Wa Minka,’. Kemudian Watsilah berkata, ‘Aku menemui Rasulullah SAW pada hari Ied lalu aku mengucapkan ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka’, kemudian Rasulullah SAW menjawab, ‘Ya, Taqabbalallah Minna Wa Minka’ (HR. Baihaqi Dalam Sunan Kubra).


7. Boleh mengadakan hiburan pada hari raya Ied, dalam sebuah riwayat digambarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Bakar yang pada waktu itu (Hari Ied) menghardik dua hamba sahaya perempuan yang mendendangkan syair di ruma Aisyah :

يَا أَبَا بَكْرٍ إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيْدًا وَإِنَّ الْيَوْمَ عِيْدُنَا
Wahai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari raya, dan sesungguhnya hari ini adalah hari raya kita.” (HR. Nasa’I)

___
Catatan Kaki:

[1] Namun yang perlu digaris bawahi adalah bahwa ungkapan atau doa ini bukan merupakan ‘hadits’ yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kecuali pada kalimat ( تقبل الله منا ومنكم ) masih terdapat riwayat, yaitu dari Khalid bin Ma’dan (seorang Tabi’in) ketika hari raya Ied menemui Watsilah bin Al-Asqo’, ia mengucapkan ( تقبل الله منا ومنك ) kemudian Watsilah menjawab ( نعم تقبل الله منا ومنك ). Kemudian Watsilah berkata, Aku menemui Rasulullah SAW pada hari raya Ied, lalu aku mengatakan ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka” kemudian Rasulullah SAW mejawab, ( نعم تقبل الله منا ومنك ) Ya Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita. (Sunan Baihaqi Al-Kubra, Juz III, hal 319). Namun menurut Ibnu Hajar pada sanad hadits ini terdapat Muhammad bin Ibrahim Asyami, dan ia dha’if (lemah). Jadi hadits ini merupakan hadits dha’if.



Sumber rujukan:
  • Dakwatuna.com: Sunnah Nabawiyah
  • Salam Aidilfitri dari kejauhan....[A special credit to Warga Dunedin]

    Notes: Walaupun video ini dihasilkan oleh pelajar di Dunedin, New Zealand....namun, hal yang sama turut dirasakan oleh pelajar-pelajar di negara-negara lain, termasuklah di bumi Australia...Thanks heaps for this nice job! (",)

    KU DI KEJAUHAN...

    Rasa syukurku dipanjatkan

    hari lebaran kian menjelang

    sujudku terus berpanjangan

    atas nikmat yang dikurniakan

    Berkelanaku di perantauan

    mencari ilmu merentas lautan

    keazaman melebarkan cita

    kembali gemilang di persada dunia

    doaku tulus pada Yang Esa

    Satu hari di Hari Raya

    laungan takbir kian bergema

    berakhir sudah Ramadhan mulia

    kini gembira di Syawal yang tiba

    ku di kejauhan terkenang desa

    ayah dan ibu sanak saudara

    sahabat handai seluruh dunia

    ampun dan maaf jua dipinta

    di Hari Raya...

    Berkelanaku di perantauan

    mencari ilmu merentas lautan

    keazaman melebarkan cita

    kembali gemilang di persada dunia

    doaku tulus pada Yang Esa

    Satu hari di Hari Raya


    laungan takbir kian bergema


    berakhir sudah Ramadhan mulia


    kini gembira di Syawal yang tiba


    ku di kejauhan terkenang desa


    ayah dan ibu sanak saudara


    sahabat handai seluruh dunia


    ampun dan maaf jua dipinta


    di Hari Raya...

    Walau tidak bersama

    'tuk bersua bermaafan

    kukirimkan lagu pohon keampunan

    tanda ingatan semua

    Keterlanjuran kata bicara

    kedangkalan bahasa bermadah

    silap tindakan mengundang dosa

    lupakan sengketa sesama

    di hari bahagia ini

    Satu hari di Hari Raya


    laungan takbir kian bergema


    berakhir sudah Ramadhan mulia


    kini gembira di Syawal yang tiba


    ku di kejauhan terkenang desa


    ayah dan ibu sanak saudara


    sahabat handai seluruh dunia


    ampun dan maaf jua dipinta


    di Hari Raya...

    Wednesday, September 26, 2007

    Ar-Risalah (Edisi Ramadhan)...

    Salamun'alaikum wbt kepada sahabat-sahabat sekelian....moga masih lagi dalam nikmat 'afiat Iman dan Islam...Amin

    Alhamdulillah...segala puji bagi Allah kerana mengizinkan kami untuk menerbitkan Ar-Risalah, Issue 1 (bersempena bulan Ramadhan 1428H)....Untuk mendapatkannya, silakan berkunjung ke laman sahabat ana di sini:-


  • Ibnu Umar
  • Semoga bermanfaat buat semua....Moga mujahadah Ramadhan akan tetap bergelora...Amin

    Wassalam wbt....Jazakumullahu khayran katsiran atas segala hal....(",)

    Sunday, September 23, 2007

    Kita memang berbeda, Cinta...(Pena Kecil Helvy Tiana Rosa)

    (Ketika menyemak semula kotak inbox lama...ana terdetik untuk membuka email ini...subhanallah...cukup membuatkan hati ini merindui yang tercinta di tanah air....moga dipertemukan olehNYA nanti...inshaAllah)




    Note: Karya ini ditulis oleh seorang penulis yang ana kira cukup mahsyur di bumi seberang...justeru, bagi mengekalkan keaslian dan keindahan bahasanya...ana tidak berniat untuk menukarkannya walaupun dengan hanya satu perkataan...(though frankly speaking...ada juga perkataan-perkataan yang ana tidak fahami maksudnya secara jelas...tapi mungkin bisa diduga dengan baik..kalaupun tidak begitu tetap....Allahu a'laam...)


    **********************************************************************







    "Ayah bunda lucu deh," kata anak kami Faiz, pada suatu hari yang gerimis.


    Saya mengerutkan kening sambil tersenyum. " Lucu? Lucu apanya sayang?"




    "Orangnya bertolak belakang! He he he...."




    Saya tersentak sesaat. Faiz, anak kami yang belum berusia 10 tahun dan suka menulis puisi, "membaca" kami sedalam itu.




    Saya manggut-manggut. "Hmmm, lalu apanya yang salah?" Dia mengerling menggoda.




    "Tidak ada. Ayah Bunda pasangan yang unik!"




    Saya dekatkan wajah saya pada Faiz dan menyentuh lembut hidungnya. "




    Aku mencatat beberapa contoh.




    Bunda suka durian, ayah anti durian.

    Bunda periang, ayah pendiam.

    Bunda humoris, ayah sangat serius. Hmmm, apalagi ya?

    Ayah menganalisa,bunda sensitif.

    Ayah itu detail, bunda tidak.

    Ayah dan bunda memandang persoalan dengan cara berbeda.

    Menyelesaikan persoalan dengan berbeda pula!




    "Saya bengong. "




    Bunda romantis tapi ayah tidak. Kalau aku romantis!" katanya setengah berbisik, lalu tertawa.




    Saya tambah bengong!




    Tahu apa anak itu tentang romantisme?




    Faiz terus nyerocos. Ia pun bercerita, tentang percakapan di sekolah dengan teman-temannya.




    Anak-anak SD Kelas IV itu ternyata sudah berpikir, kelak kalau menikah harus mencari pasangan yang sifatnya sama!


    "Kalau tidak nanti bisa cerai!"




    What? Saya garuk-garuk kepala.




    "Aku saja yang tidak begitu setuju, Bunda. Aku bilang pada teman-teman,justru karena ayah bunda berbeda, jadinya malah asyik lho!"




    Saya geleng-geleng kepala lagi, sambil mengulum senyum.




    Ah, tahukah para orang tua mereka bahwa anak-anak mereka kadang tahu lebih banyak dariyang kita pikir?




    Tak lama Faiz sudah asyik dengan bacaannya di kamar. Di ruang kerja saya, tiba-tiba wajah beberapa teman lama melintas.



    A memilih bercerai karena setelah menikah 10 tahun dan punya 2 anak kemudian merasa ia dan suami sama sekali tak cocok!




    B menjalani kehidupan rumah tangganya dengan perasaan hampa karena tak kunjung merasa cocok dengan suaminya, setelah menikah belasan tahun.




    C selalu berkomunikasi dengan suaminya tentang berbagai hal, tapi terpaksa cekcok hampir setiap hari karena tak kunjung sampai pada sesuatu bernama kesamaan.




    D tak lagi peduli pada indahnya jalan pernikahan dan sekadar menjaga keutuhan rumah tangga sampai akhir hayat.




    Di antara mereka ada yang seperti saya, menikah karena dijodohkan sahabat atau ustadz. Ada pula yang menikah setelah melalui pacaran lebih dahulu bertahun-tahun. Dan atas nama "ketidakcocokan" itulah yang terjadi.




    Saya akui, pengamatan Faiz jeli. Saya dan Mas Tomi memang sangat berbeda. Sebelas tahun kami bersama dan berupaya mencari titik temu. Tak selalu berhasil. "We are the odd couple!" kelakar kami.




    Tapi alhamdulillah, di tengah-tengah segala perbedaan itu, kami berusaha untuk tak berhenti berkomunikasi. Saya mencoba memilih waktu yang tepat, yang menyenangkan untuk bicara berdua. Begitu juga Mas. Kami membicarakan perbedaan kami di saat dan di tempat yang nyaman dan menyenangkan. Kadang tak semua perlu dibicarakan. Mas menunjukkan dengan sikap apa yang ia inginkan dari saya. Kadang saat saya lelah, tanpa harus terucap kata "saya capek," Mas memijat pundak dan punggung saya. Saya tahu, saya menangkap, Mas akan senang kalau saya perlakukan demikian pula. Saya selalu memberi kejutan di saat milad, ulang tahun pernikahan, di saat ia meraih kesuksesan atau kapan saja saya mau. Mas menyadari, itu artinya saya pun ingin diperhatikan demikian. Ia mencoba, meski sebelumnya tak ada tradisi itu di keluarga Mas. Saya membuatkannya puisi saat Mas kerap memberi saya data statistik keuangan kami. Mas tahu, saya ingin sesekali diberi puisi sederhana tentang cinta. Saya pun menyadari, Mas ingin saya bisa mencatat semua pemasukan dan pengeluaran rumah tangga dengan rapi. Mas suka makanan tertentu. Dan meski tak suka, saya coba memasaknya.Saya membelikan Mas pakaian yang sedikit modis. Mas nyengir, tapi ia coba memakainya. Berupaya untuk memahami dan mengecilkan perbedaan menjadi indah, ketika itu dilakukan dengan senyum dan ketulusan, bukan karena tuntutan atau paksaan terhadap pasangan. Dan kalau dengan berubah kita lantas menjadi lebih baik, kalau berubah itu dalam rangka ibadah, dalam rangka membuat pasangan kita bahagia, mengapa tidak? Kalaupun pasangan kita tidak juga berubah dari karakter semula setelah bertahun-tahun, mengapa kita tak melihat hal itu sebagai keunikan yang makin membuat kita "kaya"?



    Di atas itu semua, sebenarnya semua perbedaan bisa saja seolah lebur saat suami istri menyadari persamaan utama mereka, yaitu keinginan menjadi abdi illahi sejati! Cinta karena dan untukNya, menjadikan sifat dan karakter yang paling berbeda sekalipun, bersimpuh atas namaNya.Perbedaan justru menjadi masalah serius ketika masing-masing pribadi memang tidak menempatkan ridho Allah sebagai tujuan utama dalam biduk rumah tangga mereka.




    Di luar, hujan mulai reda. Sayup-sayup saya dengar suara Faiz di telpon.Rupanya ia sedang bercakap dengan salah satu temannya.




    "Apa? Ayah bundamu bertengkar? Sudah, jangan menangis. Cinta yang besar kepada Allah, akan selalu menyatukan mereka!"


    Saya nyengir. Sejak kapan anak itu menjadi konsultan ya?

    Sunday, September 09, 2007

    .:Raise Like Ramadhan:. (MUIS event prior to Ramadhan)


    Salamun'alaikum wbt....




    InshaAllah....in conjunction with the Charity Week 2007, Monash University Islamic Society (MUIS) will be organizing a "RAISE LIKE RAMADHAN" event prior to the fasting month....this event will be held tomorrow, on the 10th of September 2007 (Monday) at Clayton Campus.




    Here are the details:


    "Raise Like Ramadhan"


    A Bake Sale to build a school in Somalia


    10am-4pm, at Lawns between Campus Centre and Menzies Building





    This is mainly conducted to help support the project currently performed by the Unity For Sister Inc.


    *********************************************************************************


    Unity For Sisters Inc – Our Charity

    The Building Nation Project

    Unity for Sisters Inc is a registered non profit charity which aims to help Somali people in East Africa, inshallah. Our past programs have included famine relief and our clean child birth for Somali women project. I am here today to discuss our latest project. Also I am here today because we need all of you to complete this project.

    Our next project is called ‘The Building Nation Project.’ This is a large project but step by step we can make a difference, inshallah.

    The Unity For Sisters Inc team believes education builds a nation. People need knowledge to benefit them and this benefit will flow to the surrounding community, inshallah. Somalia at the current time has no system of education such as we have in Australia. And you may think this is not achievable for Somalia. Australia had to build the education system starting with one school, then a second, then a third and so on. This is Unity For Sisters Inc’s aim for Somalia, inshallah.

    Save the Children foundation states regarding education in 3rd world and wartorn countries:

    More than 43 million of these children are living in countries affected by armed conflict, where little is being done to help.

    Millions more living in conflict-affected countries are receiving a substandard education.

    These out-of-school children — like all children — have the right to an education. They, more than most, need the benefits education can bring:



    • protection,

    • stability,

    • and the potential to build a peaceful and prosperous society.

    UNESCO the education wing of the United Nations states regarding education:



    Millions of children around the world are deprived of the right to education. The result: One out of three children never see the inside of a classroom.

    Starting with a school in Hergeisa named Maryam Bint Kamal International School we intend to build a school in all major centres such as Bosaso, Galkayo, Baidoa, Boroma, Kismayo and of course Mogadishu inshallah.

    You may ask why do we choose major centres?

    The reasons are as follows:



    • we need to find places which have high refugee populations

    • We need to build where there will be high population numbers generally as the schools will be self funding after the initial set up period, inshallah.

    • We aim to build schools for several hundred students, inshallah.

    • Somalia is a country with ability however they have not had an opportunity to be educated at a high standard. The educators in Somalia do their best with the facilities and knowledge they have and may Allah swt reward them for their efforts.



    Unity For Sisters Inc has the following aims:

    Our aim is for Somali children to be educated according to the western standards
    Coupled with Arabic and memorisation of the Quran.
    All of our schools will use Australian curriculum
    Wherever possible Australian educated teachers will be employed.
    Unity For Sisters Inc will also be training Somali teachers on the ground in Somalia to be facilitators of education using the Australia curriculum, inshallah.



    What is our difference?

    Our schools will be community schools and NOT a private business enterprise. All people will earn a wage including the directors. ALL PROFITS WILL GO BACK INTO THE SCHOOL WHERE THE MONEY IS DERIVED OR COMMUNITY PROJECTS IN THE SORROUNDING COMMUNITY, INSHALLAH.



    All of our schools will follow the same curriculum. The benefit of this is if a student moves to another location where we have another school built the student will be able to resume regular education with ease.



    Also if teaching staff want to relocate and if positions are available they will be able to transfer to a job in the new location with ease and with little or now training. Also another major benefit is the director of this specific project is a Somali born, Australian qualified educator named Mr. Kamal Sheikh-Omar. Mr. Sheikh-Omar has an extensive education including 8 years full-time university in Australia resulting in a Bachelor of Engineering and a Post Graduate Bachelor of Education majoring in Math & Physics. Although he earns excellent money and lives well in Australia with so much ease in regards to food, education and medicines he believes it is a must for him to give back to the country that made him the person he is today. Mr Sheikh-Omar will relocate with his family to complete his aim is educating Somali children and believes this will be a lifelong project.

    We are looking at raising $100,000 which will cover the cost of buying land, building a school, building a library, kitchen, an office and prayer room. Also it will cover the cost of transporting all curriculums from Australia, employing teachers in the initial stages of the school.

    Building a high quality school will encourage investment from other countries, and help build Somalia. It will allow the people who build them to earn money and the people who work in them to earn money. However the most important thing a school can give is putting hope into the heart of a child.

    For more information please visit our website:

    http://www.unity4sisters.org/Charity

    Within Australia call: 0401 413 727

    International: 61 401 413 727

    Email: info@unity4sisters.org

    To All Brothers and Sisters in Faith....let's make the difference...inshaAllah...May Allah reward everyone good...Ameen...Jazakumullahu khayran katsiran (",)





    Saturday, September 01, 2007

    Buat Si Bunga...(Sempena Musim Bunga di benua Australasia)






    "...Kalau dahulunya pernah berusaha menjadi seperti Saidatina Khadijah r.a...namun izinkanlah diri ini untuk menjadi seperti Saidatina Fatimah r.a. , puteri kesayangan dan kecintaan Rasulullah..." [mengandungi makna yang tersirat di sebalik yang tersurat...Allah Lebih Tahu]



    Selamat menghayati lagu kegemaran ana yang disertakan bersama entry kali ini....Jazakumullahu khayran katsiran 'ala kulli hal..(",)

    Ukhtil Mukhlisah,
    Ukhti Yusrina
    Monash, 2007




    Saturday, August 25, 2007

    Perutusan khas buat Nenda...dari Cucunda tercinta...

    Sewaktu tangan Along yang sedikit ‘sakit’ (gara-gara kedegilan diri sendiri….huhuhu) ini mengetip keyboard laptop….Along tahu yang Tok Wan masih lagi terlantar di hospital…menunggu masa untuk dimasukkan ke Operation Theatre (OT) untuk kali ketiga….MashaAllah, kenapa sampai tiga kali? Mak, Aicik, Che Ta, Angah….any explanation for this? Huhuhuh…



    Sampai ketika, Allah datangkan ujian kepada keluarga besar kami…Mungkinkah kebahagiaan yang pernah kami kecapi dulu akan kembali? Persoalan demi persoalan menerjah kotak fikiran…Dan dalam masa yang sama, diri ini cuba memujuk lagi hati yang hampir retak lantaran ujian yang bertimpa-timpa…supaya tidak kenal berputus asa…masih ada harapan..optimis wahai diri…Allah itu kan sangat dekat? Malah lebih dekat dari urat lehermu…Rahmat Allah kan cukup luas?



    Tanggal 30 Julai yang lepas, Ayah hantar sms pada Along….Ayah cakap: “Tok Wan masuk dewan bedah jam 11pagi, keluar jam 3.30pm. Semua OK. Sekarang Tok Wan ditempatkan di ICU dan bakal dipindahkan semula ke Ward 10. Mak sedang tunggu Tok Wan di hospital sampai esok.” [Message was sent by Ayah at 9.30pm, Melbourne time]



    Subhanallah Walhamdulillah…kesyukuran dan kegembiraan yang tak terhingga selepas dapat berita terbaru dari kampung..Terima Kasih Allah untuk kurniaanMU….terharu sangat…sehingga tak mampu meneka air mata…waktu itu memang terasa…titisan jernih kesyukuran (hendaknya) mengalir laju….MashaAllah…pertolongan Allah datang lagi…Moga diri ini sentiasa diilhamkan untuk senang melafazkan rasa syukur padaMU dalam apa jua saat dan ketika….Amin, Ya Rabb!



    Masa berlalu seperti biasa…Along pun meneruskan kuliah sebagai Pelajar Tahun Akhir Biomedical Science di Monash dengan kadar yang termampu…berbekalkan restu mak ayah dan kiriman doa serta sokongan dari semua…inshaAllah…



    Three days post-operation, Ayah mesej lagi..(sebabnya Along memang sering update info tentang Tok Wan walaupun tanpa pengetahuan Tok Wan..Allahu a’laam…I’m just a bit worried…plus, Along rasa sangat terkilan sebab sewaktu cucu-cucu Tok Wan yang tinggal jauh dapat pulang menziarah….Along tiada di sisi….tapi ketahuilah, Along inshaAllah takkan putus-putus mendoakan keselamatan dan kebaikan buat diri Tok Wan…for you are such a special person to me)….Kalaupun mereka memberikan anugerah Tokoh Ibu Mithali pada Tok Wan, Along dengan berbesar hati menganugerahkan gelaran “Nenek Mithali” khas buat Tok Wan…Terima kasih untuk pengorbanan Tok Wan selama mendidik cucu kesayangan yang amat jauh berkelana..demi mengejar cita-cita….kerana DIA…pastinya…


    Membacakan mesej dari Ayah:

    “Tok Wan dah sedar, cuma wire yang belum dicabut lagi. Mak masih lagi jaga Tok Wan dan temankan di Ward Temenggung, Hospital Kota Bharu. Alhamdulillah, semuanya selamat.”


    Nampaknya semua dah kembali reda…everything is now in place, I suppose. At that time, I felt a huge surge of relief…knowing that my beloved grandmother is now getting better after the first operation and my other family members are taking care of her. [Terkenang pada mereka semua…pastinya cukup membahagiakan kalau semua berkumpul dan saling mendoakan semoga Tok Wan kembali pulih seperti dulu…Along sangat-sangat rindukan saat itu…]




    A few weeks after the first operation, Angah pula mesej Along…it was so shocking, really… ….ada complication selepas daripada episode pembedahan yang pertama…Astaghfirullah…Terkejut Along… Syukurlah dapat dikesan dengan cepat.. masa dapat berita tu, terus terang..perasaan Along jadi tak menentu…Risau yang semacam…tiba-tiba badan macam rasa nak sakit…seolah-olah Along turut sama merasai kesakitan yang Tok Wan sedang alami (and infact, Mak sangat faham dengan Along yang amat vulnerable….huhuh)…Maafkan Along sebab tak cukup kuat…Tok Wan sakit, Along pun turut sama diserang kesakitan yang pernah dialami suatu masa dulu…Tapi, Along ‘salute’ pada Tok Wan…sebab Angah bagitau yang Tok Wan masih lagi berupaya untuk senyum meskipun terpaksa menahan kesakitan…Ya Allah, kurniakanlah ketabahan dan kekuatan pada diri Tok Wan…tiada mampu untuk aku menjaganya…justeru, aku serahkan padaMU untuk melindunginya sepanjang ketiadaanku di sisi…Amin

    Memandangkan complication tadi bakal membahayakan diri Tok Wan, doctor decided that she must undergo another operation…Operation memang diteruskan…dan dalam tempoh Tok Wan di hospital…Mak agak kerap menemankan Tok Wan, sehinggakan terpaksa ambil medical leave….Along dapat rasa yang Mak sedikit kepenatan kerana menemani Tok Wan…sampaikan Mak demam…Along minta maaf sangat-sangat…if I could….I would really hope to keep both of you accompany…but then again, I’m too far away…keadaan belum mengizinkan..dan rasanya kalau Along minta izin untuk pulang ke tanahair daripada Ayah…Along dah dapat agak apa jawapan Ayah…and that’s why I never ask such question….huhuuhu



    Once the operation finished, Aicik (my beloved uncle, named Dr Kamil) sent me an email to explain everything that Tok Wan has just gone through…






    Frankly speaking, I burst into tears while reading your email….Thanks a bunch for the updated info…even though you are so busy with your tasks…But then again….Along has only One Special Request….(i.e. Please look after Tok Wan on behalf of me)….I will pray real extra hard that Allah will bring back those meaningful moments to our family (yang mana Tok Wan masih lagi kuat dan ceria…rapat dengan anak-anak dan cucu-cucunya yang cukup banyak kerenah…termasuklah diri Along yang agak ‘attached’ dengan Tok Wan…even in reality, I spend less time with her as I went to a boarding school when I was still young)…inshaAllah, Allah sayangkan setiap dari hamba-hambaNYA..termasuklah ahli keluarga besar kita….moga masih dalam peliharaanNYA…Amin (pohon dengan sangat)



    Hari ini, 25 Ogos, Angah mesej lagi…katanya Angah akan jaga Tok Wan di hospital…Isnin nanti Tok Wan harus masuk OT lagi..untuk re-suture…Pesan Along pada Angah…Again, please look after her for me…inshaAllah, I’ll never stop praying and hoping for the best…untuk Tok Wan tersayang….Allah iftah ‘alaik..Amin…



    ::::: Pesanan dan nasihat Tok Wan takkan dilupakan…Jujur Along katakan, ujian kesakitan yang menimpa diri Tok Wan sebenarnya ada pengiktibaran buat diri Along di kejauhan….Along belajar yang Along harus kuat…ujian ini tanda Allah masih sayangkan kita semua…Tok Wan kata Along inshaAllah berjaya nanti…berkat belajar di bumi orang…Allah pasti Bantu…Tok Wan Cuma minta Along doakan Tok Wan sihat kembali…doa Along berkat…(Allahu a’laam…Along hanya insan biasa Tok Wan…anak sulung yang masih belum cukup sempurna melaksanakan amanah kepada kedua ibu bapa…kakak yang belum cukup baik untuk diteladani oleh adik-adik…tapi tak bermakna Along tak berusaha ke arah itu…inshaAllah…Along akan teruskan berusaha mencari kesempurnaan itu walaupun kadang-kadang Along hampir jatuh rebah ke bumi…moga kekuatan itu masih ada dari sisiNYA…Amin ::::



    Notes: Tak mampu nak habiskan tulisan ini…nanti lagi banyak menangis..kepala Along pula nanti sakit…dan tangan yang belum baik pastinya akan lebih sakit…Ya Allah, aku mengharapkan bantuan dariMU…anugerahkanlah aku kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi ujian-ujian yang sememangnya telah Engkau tetapkan sejak azali lagi…Tiada mampu untuk aku laluinya andai tanpa pertolongan dariMU….biarlah hati kecil ini senantiasa redha dan tsiqoh dengan segala kehendakMU….Amin, Ya Rabb…Wallahu ta'ala a'laam

    Pencarian Himmah...

    Ihsan dari paksi.net


    "Bila engkau memandang segalanya dari Tuhanmu, yang menciptakan segalanya, yang menimpakan ujian, yang menjadikan sakit hatimu, yang membuatkan keinginanmu terhalang, serta menyusahkan hidupmu...Pasti akan damailah hatimu, kerana masakan Allah sengaja mentakdirkan segalanya untuk sesuatu yang sia-sia...Bukan Allah tidak tahu derita hidupmu, retaknya hatimu, tapi mungkin itulah yang Dia mahu kerana Dia tahu hati sebeginilah yang selalunya lebih lunak dan mudah untuk dekat dan akrab denganNya."


    ************************

    "Suatu saat, kaki ini akan lemah untuk melangkah...ranjau berduri yang datang bagaikan tak tertahan..namun, keyakinan pada bantuanNYA menjadi benteng kekuatan diri..[Tabahlah wahai serikandi Islam]

    *************************

    Saturday, August 18, 2007

    الإخلاص لله طارق السعادة (Sincerity to Allah is The Path of Happiness)

    Notes: Puppet menjadi simbolik sebab ada maknanya pada diri ana dan dua orang adik kesayangan ana di bumi Monash....(",)


    The true wealth possessed by a servant is through obedience to his God and the effort of getting close to Him. Sincerity towards Allah is the origin of religion and the crown of deeds. It is the address of dignity, the high motivation, the balanced mind and the path of happiness. And never will a deed be completed and blessed upon except with good meaning of intention. Indeed, Allah has ordered His Prophet Muhammad S.A.W. regarding ikhlas (sincerity) in more than one verse, He said:

    فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
    "So serve Allah, offering Him sincere devotion." (Az-Zumar: 2)


    قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
    "Say: Verily, I am commanded to serve Allah with sincere devotion" (Az-Zumar: 11)


    قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
    "Say: It is Allah I serve, with My sincere (and exclusive) devotion" (Az-Zumar: 14)


    Therefore, acceptance of the deed comes from sincere intention, and sincere intention comes from the purified heart.

    The origin of deed's acceptance in the eye of Allah is the sincerity of intention continued by mutaaba'ah (المتابعة) i.e. following the traditions of the Prophet S.A.W.

    Ibn Mas'ud said,

    لا ينفع قول و عمل إلا بنية و لا ينفع قول و عمل و نية إلا بما وافق السنة
    "Sayings and Deeds are useless without sincere intention. And Words, Deeds dan Intention are useless without abiding the sunnah (tradition) of the Prophet S.A.W."


    Sincerity is ultimate when referring to 'ibadah (submission). Ibnul Jauzi said:

    ما أقل من يعمل لله تعالى خالصا لأن أكثر الناس يحبون ظهور عباداتهم
    "Indeed very few of those doing deeds sincerely to Allah, because most human love to show off their deeds" (صيد الخاطر:ص251)


    And Ibn Rajab said:

    الرياء المحض لا يكاد يصدر من مؤمن في فرض الصلاة و الصيام، و قد يصدر في الصدقة الواجبة أو الحخ و غيرهما من الأعمال الظاهرة أو التي يتعدى نفعها، فإن الإخلاص فيها عزيز، و هذا العمل لا يشك المسلم أنه حابط، وأن صاحبه يستحق المقت من الله و العقوبة
    (خامع العلوم و الحكام 1/24
    )

    "Absolute riya' (arrogance) rarely comes from a Mu'min during the obligatory prayers and fasting. But, it occurs in zakah, pilgrimage and other deeds that is of physically seen or benefits people most. Indeed, being sincere in these types of deeds are difficult. And these insincere deeds, for a muslim, are void without doubt and the doer deserves the punishment and despise from Allah." (Jami' al-'Uloom wal Hikam)

    Some scholars such as Imam al-Bukhari in his Sahih, al-Maqdisi in 'Umdatul Ahkam, al-Baghawy in Syarh as-Sunnah and Masobih as-Sunnah, and an-Nawawi in 'Arba'in Nawawiyah initiated their writings with the hadith of , ( إنما الأعمال بالنيات ) "Indeed every actions follows the intention..", as a sign from them on the importance of sincerity in every deeds.

    Sufyan athThauri stated that,

    ما علجت شيئا أشد علي من نيتي، لأنها تتقلب علي

    "There are no other things which are of difficult to deal with other than my intention because it keeps on changing upon me".

    And actions without sincere intention to Allah S.W.T. are wasted energy, scattered effort and rejected deed, upon the doer. Allah ta'ala is Rich and Praised. He will not be accepting the deed except which are of good intention (ikhlas) to Him (Praises upon Him).

    Abu Umamah al-Bahili narrated:

    جاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَرَأَيْتَ رَجُلا غَزَا يَلْتَمِسُ الأَجْرَ وَالذِّكْرَ مَالَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا شَيْءَ لَهُ فَأَعَادَهَا ثَلاثَ مَرَّاتٍ يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا شَيْءَ لَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ (رواه ابو داود و النسائي بإسناد جيد)

    "A man came to the Prophet S.A.W. and asked him: "O Messenger of Allah, have u seen a man went to the battlefield seeking rewards and reputation, what is it for him (that he gets)?" The Prophet S.A.W. answered: "Nothing for him". As the man repeated three times on the same question and the Prophet replied: "Nothing for him". He then said: "Allah does not accept from the deeds except which are purely sincere for Him and seeking His pleasure. (Narrated by Abu Dawud dan Nasa'ie with good chain of narration)


    And in another hadith, the Prophet S.A.W. also mentioned,

    قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ (رواه مسلم)


    "Allah said, I am absolutely needless of associates, whoever do deeds and put another associate with me, I will leave him with the associate (which he associated Allah's with)" (Narrated by Muslim)



    Jazakumullahu khayran katsiran and a credit to Ibnu Fadhli for the translation from Arabic to English....Barakallahu fiikum abadan abada...

    Sunday, August 12, 2007

    Rumah Laba-Laba...





    Rumah laba-laba
    Tiang-tiang rumah itu
    begitu rapuh
    Dinding-dinding rumah itu
    begitu tipis
    Lantainya
    tak sampai mengakar ke bumi
    Atapnya
    tak sampai menjulang ke langit



    Rumah laba-laba
    Rumah Darwin, Freud, Marx, Satre, Durkheim
    dan,
    bayang-bayang mereka



    Rumah laba-laba
    Mungkin juga engkau ingin
    membengunnya
    untuk kami
    yang kini bermukim di rumah yang kami pahat
    di gunung-gunung



    Sudahlah,
    Berhentilah merayu kami
    dengan bunga dan kupu-kupu merah
    Di rumah kami juga ada
    bunga
    bunga yang lain
    Di rumah kami juga ada
    kupu-kupu
    kupu-kupu yang lain



    Sudahlah,
    Berhentilah merayu kami
    Atau kami harus menyuruhmu pulang
    ke rumah laba-labamu
    yang telah rapuh



    ~~~INTHILAQ~~~
    Maret, 1994

    Tuesday, July 24, 2007

    To Know HIM is To Love HIM...





    HE is a King, who possesses all dominion, for whom alone is all praise.

    HE has ascended above His throne and not a single secret in the regions of His dominion escapes Him.

    HE is aware of what is in the souls of His slaves, fully cognizant of their hidden and public deeds.

    HE hears and sees, gives and withholds, rewards and punishes, and honours and abases.

    HE creates and sustains, and gives life and causes death.

    HE decrees, executes and disposes.





    HE invites His servants and directs them towards what constitutes their happiness and success.

    HE entices them towards this, and warns them of what will cause their ruin.

    HE introduces Himself to them by His names and attributes.

    HE woos them with His favors and blessings and reminds them of His favors upon them.

    HE commands them with what entitles them to the completion of such favors and blessings and warns them of His vengeance.

    HE reminds them of the honour He has prepared for them if they obey Him, and of the punishment He has prepared for them if they disobey Him.

    HE informs them of how He handles His awliyaa’ (i.e. one who offers or is offered walaa’. Walaa’ is also defined as amity, allegiance or loyalty. Walaa’ combines three principal matters: to assist, love and be in agreement. Allah describes two main features of His walee in the Quran as one who has eemaan and taqwaa) and His enemies, and the outcome of both.

    HE praises His awliyaa’ for the righteous actions and fine qualities.

    HE censures His enemies for their bad deeds and distasteful characteristics.

    HE puts forward parables and provides numerous types of proofs and truths.

    HE replies to the misconceptions of His enemies with the finest of answers.

    HE gives credit to the truthful and denies the liar.

    HE speaks the truth and guides towards the path.





    HE invites to the abode of peace (i.e. Paradise).

    HE mentions its description, its beauty and its bliss.

    HE warns against the abode of destruction (i.e. the Hellfire).

    HE mentions its torment, its ugliness and its pains.

    HE reminds His slaves of their necessity towards Him, their dire need of Him, and that they can never be independent of Him even for the blink of an eyelid.

    HE informs them that He can dispense of them and of all creation, and that He Himself is the Rich and is not dependent on anything, whereas everything besides Him is inherently in need of Him.

    HE makes known to them, that no one attains an atom’s worth or more of good except by His Favor and Mercy, and that no one attains an atom’s worth or more of bad except by His Justice and Wisdom.

    One witnesses from His speech, His reproach of His beloved in the most gracious of ways and despite that, He dismisses their mistakes and forgive their slips.

    HE accredits their excuses, rectifies their corruption, defends and protects them.

    HE is their victor, their guardian over their welfare and the one who delivers them from all difficulties.

    HE is the One who will keep His promise to them, He is their only patron and protector.

    HE is their true patron and protector and their victor over their enemies.

    How fine a patron and victor He is!




    Note: Those pictures are courtesy of MFMA....Jazakumullahu khayran katsiran

    Wednesday, July 18, 2007

    Seteguh karang di lautan…

    “Jadilah seteguh karang di lautan dasar…yang tak terusik walaupun dilanda badai maha hebat…”

    [Begitulah lirik lagu Lukisan Alam yang dipopularkan oleh Hijjaz yang cukup bermakna dalam kehidupan ana (notice: Ana ubah ikut selera)…dengan menghayati lirik-lirik lagu..dari satu baris ke baris seterusnya….ternyata ada kisah yang tersembunyi…ada mutiara hikmah yang menunggu untuk dikutip oleh mereka yang berusaha untuk mendapatkannya…mungkin tanggapan ana pada lirik tadi kurang tepat atau salah sama-sekali..tapi tiada salahnya mencuba untuk menghubungkaitkannya dengan realiti kehidupan…Allahu a’laam..sekadar pandangan serba dhaif dari diri ana yang tidak sempurna….Silakan terima atau tolak ke tepi...there’s no harm on me, inshaAllah…by the will of Allah]
    ****************************************************************************


    Quotes of the day:-
    "Life is not always like a bed of roses"
    "Life is all about struggles"
    "Life is not but a test"

    "Life of dunya is the farm of the hereafter"


    Rasanya semua orang pernah dengar kata-kata bijak ini...in a nutshell, hidup ini tidak menjanjikan sesuatu yang mudah...pasti ada sedikit halangan dan cabaran yang harus ditempuhi...semuanya memerlukan kesabaran dan kekuatan dari semua sudut, baik mental, fizikal dan spiritual...I guess, no doubt in this...Allahu a'laam..


    Justeru, apabila satu saat terasa begitu banyak ujian yang menimpa diri, pasti ada satu detik yang ianya sesuatu yang tidak dapat ditampung lagi...somewhat unbearable...lalu mulalah berkonflik dengan diri sendiri...di manakah salahnya diri sehingga diberikan ujian maha berat ini? Dalam menanggapi situasi ini, timbul persoalan...apakah bezanya antara MENGADU segala permasalahan dan MENGELUH atas apa yang telah terjadi....bilakah seseorang itu dikatakan sedang mengadu permasalahannya dan apakah yang membuktikan seseorang itu sedang mengeluh atas musibah yang menimpa?


    Seorang saudara seaqidah sempat berkongsi pandangan beliau sewaktu ana post topic baru di forum dalam satu laman web ni..Menurut beliau,


    “…halangan, cabaran, ujian. semuanya sesuatu yang dijanjikan Allah. rujuk AQ al-Ankabut: ayat 2-3 yang berbunyi:
    "Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: 'Kami beriman', sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? dan Demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu daripada mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang sebenar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahuiNya tentang orang-orang Yang berdusta."

    Dilanjutkan lagi: “malah, tidak diciptakan hidup dan mati. kecuali untuk menguji di antara kita siapa yang ahsanu 'amala (terbaik 'amalannya) rujuk AQ al-Mulk: ayat 2

    "Dialah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang Yang bertaubat)"

    Kata beliau lagi, “kekuatan yang paling asas sekali adalah kekuatan aqidah. Akar yang baik akan menghasilkan rimbunan dahan yang indah dan tinggi melangit . rujuk AQ Ibrahim: ayat 24
    "tidakkah engkau melihat (wahai Muhammad) bagaimana Allah mengemukakan satu perbandingan, iaitu: kalimah yang baik adalah sebagai sebatang pohon yang baik, yang pangkalnya (akar tunjangnya) tetap teguh, dan cabang pucuknya menjulang ke langit.

    Demikian perbandingan yang Allah buat tentang hebatnya hakikat kalimah La ilaha illAllah. Dari situ kekuatan itu datang. Sejarah keluarga Sumayyah ra menjadi bukti. Dan ramai sahabat-sahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in yang lain.

    Merujuk kepada statement ana di atas, beliau menambah dengan menyatakan:
    “Well, it's true. You can never doubt all of that while knowing it came from the His words inside Holy Quran..ujian datang tanpa perlu kita ketahui di mana sebabnya. Pastinya kita tak pernah mengandaikan dunia ini satu taman permainan yang penuh dengan kebahagiaan dan ketenangan. hakikatnya, Allah menjanjikan untuk tidak menimpakan sesuatu yang tak tertanggung oleh manusia. rujuk AQ al-Baqarah: ayat 286.

    "Allah tidak memberati seseorang melainkan apa Yang terdaya olehnya. ia mendapat pahala kebaikan Yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan Yang diusahakannya.."

    Kita semua maklum akan bukti ini. Tinggal kita sendiri meletakkannya sebagai bekalan buat hati dan jiwa. Agar tetap tertanam dan melahirkan buah taqwa yang hasilnya kelak akan dituai di akhirat.Keluhan tanda kita putus pengharapan. Tanda kekecewaan. Sedangkan Allah menyuruh kita agar sentiasa berpegang pada rahmatNya. Tidak pernah berputus asa dan bersedih. rujuk AQ ali-'Imran: ayat 139

    "dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (darjatnya) jika kamu orang beriman"

    Mengadulah. Dengan meminta. Agar dipermudahkan. Agar diteguhkan iman di hati. Agar diberi petunjuk atas jalanNya yang lurus.. BerDOAlah. rujuk AQ al-Mu'min: ayat 60.

    "dan Tuhan kamu berfirman: 'Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu.'"

    Sekian banyak janji dari Allah, hatta setiap Doa akan diperkenankan. Mohon pertolonganNya. Ditambah dengan kesabaran dan solat. rujuk AQ al-Baqarah: ayat 45"dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya ia amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"

    Subhanallah, dalil-dalil yang diberikan cukup kuat dan kukuh…I have no say, except to accept them all without any objections!

    Suka ana membawa sahabat-sahabat sekelian pada satu kisah yang pernah terjadi atas diri Uswatun Hasanah kita semua, iaitu Junjungan Mulia, Nabi Muhammad SAW…Kisah yang ana maksudkan adalah “Hijrah Rasulullah SAW ke bumi Tha’if” setelah merasakan hampir semua pintu dakwah telah tertutup di bumi Mekah…..Terlupakah kita pada titisan darah yang mengalir pada tubuh seorang insan mulia di Tha’if?

    Ana tak berniat nak memanjangkan entry yang sudah a bit lengthy ni dengan perincian kisah di Tha’if…Cuma, subhanallah..Allah mentakdirkan ana membelek Kitab Sirah Nabawiyah yang ana bawa dari tanahair tentang ‘ibroh (pengajaran) yang bisa diambil dari kejadian bersejarah ini….ada hikmah ilahiyahnya ianya termasuk dalam sorotan hidup Baginda…Allahu a’laam

    Kenapa ana tuliskan tajuk entry ini sebagai “Seteguh karang di lautan”? Kerana kisah di Tha’if yang ana petik dari sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW ini amat bertepatan dalam mengajak kita untuk bersabar dengan sepenuh hati….mashaAllah, lihatlah hikmah ilahiyah Allah mentakdirkan ianya berlaku…pengalaman perit Rasulullah SAW di Tha’if merupakan satu bukti perutusan Baginda sebagai penyampai risalah Allah di bumi kepada kaum Muslimin yang menunjukkan kepentingan bersabar…dan cara pelaksanaan sabar dan mushabarah (melipatgandakan kesabaran) yang diperintahkan Allah adalah seperti dalam firmanNya yang berikut:

    “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga, dan bertawakkallah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” [QS3:200]

    MashaAllah, kalau nak dikongsikan pengajaran yang boleh ditimba dari hanya kisah di Tha’if, ana rasa ana tak mampu nak muatkan dalam satu entry sahaja..inshaAllah, andai diizinkan oleh Allah…ana usahakan untuk entry yang lain…sebab Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy mengupas dengan agak panjang lebar tentang situasi ini…Allahu ta’ala a’laam…May the force be with me…Amin

    Akhir kalam, bersabarlah kerana dalam sabar itu ada penawar…cakap mudah, buatnya mashaAllah…hanya Allah yang tahu….tapi berbekalkan keyakinan pada janji Allah terhadap mereka yang bersabar atas dugaan…inshaAllah, mungkin ianya dapat membantu…tak banyak, sedikit pun sudah memadai….Buat diri ana, semoga diberikan hati yang tabah…cubalah untuk senyum di sebalik mehnah…walaupun kadang-kala tewas dengan mengakrabi air mata…Wallahu musta’an…

    Jazakumullahu khayran katsiran ‘ala kulli hal…