Tuesday, July 24, 2007

To Know HIM is To Love HIM...





HE is a King, who possesses all dominion, for whom alone is all praise.

HE has ascended above His throne and not a single secret in the regions of His dominion escapes Him.

HE is aware of what is in the souls of His slaves, fully cognizant of their hidden and public deeds.

HE hears and sees, gives and withholds, rewards and punishes, and honours and abases.

HE creates and sustains, and gives life and causes death.

HE decrees, executes and disposes.





HE invites His servants and directs them towards what constitutes their happiness and success.

HE entices them towards this, and warns them of what will cause their ruin.

HE introduces Himself to them by His names and attributes.

HE woos them with His favors and blessings and reminds them of His favors upon them.

HE commands them with what entitles them to the completion of such favors and blessings and warns them of His vengeance.

HE reminds them of the honour He has prepared for them if they obey Him, and of the punishment He has prepared for them if they disobey Him.

HE informs them of how He handles His awliyaa’ (i.e. one who offers or is offered walaa’. Walaa’ is also defined as amity, allegiance or loyalty. Walaa’ combines three principal matters: to assist, love and be in agreement. Allah describes two main features of His walee in the Quran as one who has eemaan and taqwaa) and His enemies, and the outcome of both.

HE praises His awliyaa’ for the righteous actions and fine qualities.

HE censures His enemies for their bad deeds and distasteful characteristics.

HE puts forward parables and provides numerous types of proofs and truths.

HE replies to the misconceptions of His enemies with the finest of answers.

HE gives credit to the truthful and denies the liar.

HE speaks the truth and guides towards the path.





HE invites to the abode of peace (i.e. Paradise).

HE mentions its description, its beauty and its bliss.

HE warns against the abode of destruction (i.e. the Hellfire).

HE mentions its torment, its ugliness and its pains.

HE reminds His slaves of their necessity towards Him, their dire need of Him, and that they can never be independent of Him even for the blink of an eyelid.

HE informs them that He can dispense of them and of all creation, and that He Himself is the Rich and is not dependent on anything, whereas everything besides Him is inherently in need of Him.

HE makes known to them, that no one attains an atom’s worth or more of good except by His Favor and Mercy, and that no one attains an atom’s worth or more of bad except by His Justice and Wisdom.

One witnesses from His speech, His reproach of His beloved in the most gracious of ways and despite that, He dismisses their mistakes and forgive their slips.

HE accredits their excuses, rectifies their corruption, defends and protects them.

HE is their victor, their guardian over their welfare and the one who delivers them from all difficulties.

HE is the One who will keep His promise to them, He is their only patron and protector.

HE is their true patron and protector and their victor over their enemies.

How fine a patron and victor He is!




Note: Those pictures are courtesy of MFMA....Jazakumullahu khayran katsiran

Wednesday, July 18, 2007

Seteguh karang di lautan…

“Jadilah seteguh karang di lautan dasar…yang tak terusik walaupun dilanda badai maha hebat…”

[Begitulah lirik lagu Lukisan Alam yang dipopularkan oleh Hijjaz yang cukup bermakna dalam kehidupan ana (notice: Ana ubah ikut selera)…dengan menghayati lirik-lirik lagu..dari satu baris ke baris seterusnya….ternyata ada kisah yang tersembunyi…ada mutiara hikmah yang menunggu untuk dikutip oleh mereka yang berusaha untuk mendapatkannya…mungkin tanggapan ana pada lirik tadi kurang tepat atau salah sama-sekali..tapi tiada salahnya mencuba untuk menghubungkaitkannya dengan realiti kehidupan…Allahu a’laam..sekadar pandangan serba dhaif dari diri ana yang tidak sempurna….Silakan terima atau tolak ke tepi...there’s no harm on me, inshaAllah…by the will of Allah]
****************************************************************************


Quotes of the day:-
"Life is not always like a bed of roses"
"Life is all about struggles"
"Life is not but a test"

"Life of dunya is the farm of the hereafter"


Rasanya semua orang pernah dengar kata-kata bijak ini...in a nutshell, hidup ini tidak menjanjikan sesuatu yang mudah...pasti ada sedikit halangan dan cabaran yang harus ditempuhi...semuanya memerlukan kesabaran dan kekuatan dari semua sudut, baik mental, fizikal dan spiritual...I guess, no doubt in this...Allahu a'laam..


Justeru, apabila satu saat terasa begitu banyak ujian yang menimpa diri, pasti ada satu detik yang ianya sesuatu yang tidak dapat ditampung lagi...somewhat unbearable...lalu mulalah berkonflik dengan diri sendiri...di manakah salahnya diri sehingga diberikan ujian maha berat ini? Dalam menanggapi situasi ini, timbul persoalan...apakah bezanya antara MENGADU segala permasalahan dan MENGELUH atas apa yang telah terjadi....bilakah seseorang itu dikatakan sedang mengadu permasalahannya dan apakah yang membuktikan seseorang itu sedang mengeluh atas musibah yang menimpa?


Seorang saudara seaqidah sempat berkongsi pandangan beliau sewaktu ana post topic baru di forum dalam satu laman web ni..Menurut beliau,


“…halangan, cabaran, ujian. semuanya sesuatu yang dijanjikan Allah. rujuk AQ al-Ankabut: ayat 2-3 yang berbunyi:
"Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: 'Kami beriman', sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? dan Demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu daripada mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang sebenar-benarnya beriman, dan nyata pula apa yang diketahuiNya tentang orang-orang Yang berdusta."

Dilanjutkan lagi: “malah, tidak diciptakan hidup dan mati. kecuali untuk menguji di antara kita siapa yang ahsanu 'amala (terbaik 'amalannya) rujuk AQ al-Mulk: ayat 2

"Dialah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang Yang bertaubat)"

Kata beliau lagi, “kekuatan yang paling asas sekali adalah kekuatan aqidah. Akar yang baik akan menghasilkan rimbunan dahan yang indah dan tinggi melangit . rujuk AQ Ibrahim: ayat 24
"tidakkah engkau melihat (wahai Muhammad) bagaimana Allah mengemukakan satu perbandingan, iaitu: kalimah yang baik adalah sebagai sebatang pohon yang baik, yang pangkalnya (akar tunjangnya) tetap teguh, dan cabang pucuknya menjulang ke langit.

Demikian perbandingan yang Allah buat tentang hebatnya hakikat kalimah La ilaha illAllah. Dari situ kekuatan itu datang. Sejarah keluarga Sumayyah ra menjadi bukti. Dan ramai sahabat-sahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in yang lain.

Merujuk kepada statement ana di atas, beliau menambah dengan menyatakan:
“Well, it's true. You can never doubt all of that while knowing it came from the His words inside Holy Quran..ujian datang tanpa perlu kita ketahui di mana sebabnya. Pastinya kita tak pernah mengandaikan dunia ini satu taman permainan yang penuh dengan kebahagiaan dan ketenangan. hakikatnya, Allah menjanjikan untuk tidak menimpakan sesuatu yang tak tertanggung oleh manusia. rujuk AQ al-Baqarah: ayat 286.

"Allah tidak memberati seseorang melainkan apa Yang terdaya olehnya. ia mendapat pahala kebaikan Yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan Yang diusahakannya.."

Kita semua maklum akan bukti ini. Tinggal kita sendiri meletakkannya sebagai bekalan buat hati dan jiwa. Agar tetap tertanam dan melahirkan buah taqwa yang hasilnya kelak akan dituai di akhirat.Keluhan tanda kita putus pengharapan. Tanda kekecewaan. Sedangkan Allah menyuruh kita agar sentiasa berpegang pada rahmatNya. Tidak pernah berputus asa dan bersedih. rujuk AQ ali-'Imran: ayat 139

"dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (darjatnya) jika kamu orang beriman"

Mengadulah. Dengan meminta. Agar dipermudahkan. Agar diteguhkan iman di hati. Agar diberi petunjuk atas jalanNya yang lurus.. BerDOAlah. rujuk AQ al-Mu'min: ayat 60.

"dan Tuhan kamu berfirman: 'Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu.'"

Sekian banyak janji dari Allah, hatta setiap Doa akan diperkenankan. Mohon pertolonganNya. Ditambah dengan kesabaran dan solat. rujuk AQ al-Baqarah: ayat 45"dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya ia amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"

Subhanallah, dalil-dalil yang diberikan cukup kuat dan kukuh…I have no say, except to accept them all without any objections!

Suka ana membawa sahabat-sahabat sekelian pada satu kisah yang pernah terjadi atas diri Uswatun Hasanah kita semua, iaitu Junjungan Mulia, Nabi Muhammad SAW…Kisah yang ana maksudkan adalah “Hijrah Rasulullah SAW ke bumi Tha’if” setelah merasakan hampir semua pintu dakwah telah tertutup di bumi Mekah…..Terlupakah kita pada titisan darah yang mengalir pada tubuh seorang insan mulia di Tha’if?

Ana tak berniat nak memanjangkan entry yang sudah a bit lengthy ni dengan perincian kisah di Tha’if…Cuma, subhanallah..Allah mentakdirkan ana membelek Kitab Sirah Nabawiyah yang ana bawa dari tanahair tentang ‘ibroh (pengajaran) yang bisa diambil dari kejadian bersejarah ini….ada hikmah ilahiyahnya ianya termasuk dalam sorotan hidup Baginda…Allahu a’laam

Kenapa ana tuliskan tajuk entry ini sebagai “Seteguh karang di lautan”? Kerana kisah di Tha’if yang ana petik dari sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW ini amat bertepatan dalam mengajak kita untuk bersabar dengan sepenuh hati….mashaAllah, lihatlah hikmah ilahiyah Allah mentakdirkan ianya berlaku…pengalaman perit Rasulullah SAW di Tha’if merupakan satu bukti perutusan Baginda sebagai penyampai risalah Allah di bumi kepada kaum Muslimin yang menunjukkan kepentingan bersabar…dan cara pelaksanaan sabar dan mushabarah (melipatgandakan kesabaran) yang diperintahkan Allah adalah seperti dalam firmanNya yang berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga, dan bertawakkallah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” [QS3:200]

MashaAllah, kalau nak dikongsikan pengajaran yang boleh ditimba dari hanya kisah di Tha’if, ana rasa ana tak mampu nak muatkan dalam satu entry sahaja..inshaAllah, andai diizinkan oleh Allah…ana usahakan untuk entry yang lain…sebab Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy mengupas dengan agak panjang lebar tentang situasi ini…Allahu ta’ala a’laam…May the force be with me…Amin

Akhir kalam, bersabarlah kerana dalam sabar itu ada penawar…cakap mudah, buatnya mashaAllah…hanya Allah yang tahu….tapi berbekalkan keyakinan pada janji Allah terhadap mereka yang bersabar atas dugaan…inshaAllah, mungkin ianya dapat membantu…tak banyak, sedikit pun sudah memadai….Buat diri ana, semoga diberikan hati yang tabah…cubalah untuk senyum di sebalik mehnah…walaupun kadang-kala tewas dengan mengakrabi air mata…Wallahu musta’an…

Jazakumullahu khayran katsiran ‘ala kulli hal…