Wednesday, September 26, 2007

Ar-Risalah (Edisi Ramadhan)...

Salamun'alaikum wbt kepada sahabat-sahabat sekelian....moga masih lagi dalam nikmat 'afiat Iman dan Islam...Amin

Alhamdulillah...segala puji bagi Allah kerana mengizinkan kami untuk menerbitkan Ar-Risalah, Issue 1 (bersempena bulan Ramadhan 1428H)....Untuk mendapatkannya, silakan berkunjung ke laman sahabat ana di sini:-


  • Ibnu Umar
  • Semoga bermanfaat buat semua....Moga mujahadah Ramadhan akan tetap bergelora...Amin

    Wassalam wbt....Jazakumullahu khayran katsiran atas segala hal....(",)

    Sunday, September 23, 2007

    Kita memang berbeda, Cinta...(Pena Kecil Helvy Tiana Rosa)

    (Ketika menyemak semula kotak inbox lama...ana terdetik untuk membuka email ini...subhanallah...cukup membuatkan hati ini merindui yang tercinta di tanah air....moga dipertemukan olehNYA nanti...inshaAllah)




    Note: Karya ini ditulis oleh seorang penulis yang ana kira cukup mahsyur di bumi seberang...justeru, bagi mengekalkan keaslian dan keindahan bahasanya...ana tidak berniat untuk menukarkannya walaupun dengan hanya satu perkataan...(though frankly speaking...ada juga perkataan-perkataan yang ana tidak fahami maksudnya secara jelas...tapi mungkin bisa diduga dengan baik..kalaupun tidak begitu tetap....Allahu a'laam...)


    **********************************************************************







    "Ayah bunda lucu deh," kata anak kami Faiz, pada suatu hari yang gerimis.


    Saya mengerutkan kening sambil tersenyum. " Lucu? Lucu apanya sayang?"




    "Orangnya bertolak belakang! He he he...."




    Saya tersentak sesaat. Faiz, anak kami yang belum berusia 10 tahun dan suka menulis puisi, "membaca" kami sedalam itu.




    Saya manggut-manggut. "Hmmm, lalu apanya yang salah?" Dia mengerling menggoda.




    "Tidak ada. Ayah Bunda pasangan yang unik!"




    Saya dekatkan wajah saya pada Faiz dan menyentuh lembut hidungnya. "




    Aku mencatat beberapa contoh.




    Bunda suka durian, ayah anti durian.

    Bunda periang, ayah pendiam.

    Bunda humoris, ayah sangat serius. Hmmm, apalagi ya?

    Ayah menganalisa,bunda sensitif.

    Ayah itu detail, bunda tidak.

    Ayah dan bunda memandang persoalan dengan cara berbeda.

    Menyelesaikan persoalan dengan berbeda pula!




    "Saya bengong. "




    Bunda romantis tapi ayah tidak. Kalau aku romantis!" katanya setengah berbisik, lalu tertawa.




    Saya tambah bengong!




    Tahu apa anak itu tentang romantisme?




    Faiz terus nyerocos. Ia pun bercerita, tentang percakapan di sekolah dengan teman-temannya.




    Anak-anak SD Kelas IV itu ternyata sudah berpikir, kelak kalau menikah harus mencari pasangan yang sifatnya sama!


    "Kalau tidak nanti bisa cerai!"




    What? Saya garuk-garuk kepala.




    "Aku saja yang tidak begitu setuju, Bunda. Aku bilang pada teman-teman,justru karena ayah bunda berbeda, jadinya malah asyik lho!"




    Saya geleng-geleng kepala lagi, sambil mengulum senyum.




    Ah, tahukah para orang tua mereka bahwa anak-anak mereka kadang tahu lebih banyak dariyang kita pikir?




    Tak lama Faiz sudah asyik dengan bacaannya di kamar. Di ruang kerja saya, tiba-tiba wajah beberapa teman lama melintas.



    A memilih bercerai karena setelah menikah 10 tahun dan punya 2 anak kemudian merasa ia dan suami sama sekali tak cocok!




    B menjalani kehidupan rumah tangganya dengan perasaan hampa karena tak kunjung merasa cocok dengan suaminya, setelah menikah belasan tahun.




    C selalu berkomunikasi dengan suaminya tentang berbagai hal, tapi terpaksa cekcok hampir setiap hari karena tak kunjung sampai pada sesuatu bernama kesamaan.




    D tak lagi peduli pada indahnya jalan pernikahan dan sekadar menjaga keutuhan rumah tangga sampai akhir hayat.




    Di antara mereka ada yang seperti saya, menikah karena dijodohkan sahabat atau ustadz. Ada pula yang menikah setelah melalui pacaran lebih dahulu bertahun-tahun. Dan atas nama "ketidakcocokan" itulah yang terjadi.




    Saya akui, pengamatan Faiz jeli. Saya dan Mas Tomi memang sangat berbeda. Sebelas tahun kami bersama dan berupaya mencari titik temu. Tak selalu berhasil. "We are the odd couple!" kelakar kami.




    Tapi alhamdulillah, di tengah-tengah segala perbedaan itu, kami berusaha untuk tak berhenti berkomunikasi. Saya mencoba memilih waktu yang tepat, yang menyenangkan untuk bicara berdua. Begitu juga Mas. Kami membicarakan perbedaan kami di saat dan di tempat yang nyaman dan menyenangkan. Kadang tak semua perlu dibicarakan. Mas menunjukkan dengan sikap apa yang ia inginkan dari saya. Kadang saat saya lelah, tanpa harus terucap kata "saya capek," Mas memijat pundak dan punggung saya. Saya tahu, saya menangkap, Mas akan senang kalau saya perlakukan demikian pula. Saya selalu memberi kejutan di saat milad, ulang tahun pernikahan, di saat ia meraih kesuksesan atau kapan saja saya mau. Mas menyadari, itu artinya saya pun ingin diperhatikan demikian. Ia mencoba, meski sebelumnya tak ada tradisi itu di keluarga Mas. Saya membuatkannya puisi saat Mas kerap memberi saya data statistik keuangan kami. Mas tahu, saya ingin sesekali diberi puisi sederhana tentang cinta. Saya pun menyadari, Mas ingin saya bisa mencatat semua pemasukan dan pengeluaran rumah tangga dengan rapi. Mas suka makanan tertentu. Dan meski tak suka, saya coba memasaknya.Saya membelikan Mas pakaian yang sedikit modis. Mas nyengir, tapi ia coba memakainya. Berupaya untuk memahami dan mengecilkan perbedaan menjadi indah, ketika itu dilakukan dengan senyum dan ketulusan, bukan karena tuntutan atau paksaan terhadap pasangan. Dan kalau dengan berubah kita lantas menjadi lebih baik, kalau berubah itu dalam rangka ibadah, dalam rangka membuat pasangan kita bahagia, mengapa tidak? Kalaupun pasangan kita tidak juga berubah dari karakter semula setelah bertahun-tahun, mengapa kita tak melihat hal itu sebagai keunikan yang makin membuat kita "kaya"?



    Di atas itu semua, sebenarnya semua perbedaan bisa saja seolah lebur saat suami istri menyadari persamaan utama mereka, yaitu keinginan menjadi abdi illahi sejati! Cinta karena dan untukNya, menjadikan sifat dan karakter yang paling berbeda sekalipun, bersimpuh atas namaNya.Perbedaan justru menjadi masalah serius ketika masing-masing pribadi memang tidak menempatkan ridho Allah sebagai tujuan utama dalam biduk rumah tangga mereka.




    Di luar, hujan mulai reda. Sayup-sayup saya dengar suara Faiz di telpon.Rupanya ia sedang bercakap dengan salah satu temannya.




    "Apa? Ayah bundamu bertengkar? Sudah, jangan menangis. Cinta yang besar kepada Allah, akan selalu menyatukan mereka!"


    Saya nyengir. Sejak kapan anak itu menjadi konsultan ya?

    Sunday, September 09, 2007

    .:Raise Like Ramadhan:. (MUIS event prior to Ramadhan)


    Salamun'alaikum wbt....




    InshaAllah....in conjunction with the Charity Week 2007, Monash University Islamic Society (MUIS) will be organizing a "RAISE LIKE RAMADHAN" event prior to the fasting month....this event will be held tomorrow, on the 10th of September 2007 (Monday) at Clayton Campus.




    Here are the details:


    "Raise Like Ramadhan"


    A Bake Sale to build a school in Somalia


    10am-4pm, at Lawns between Campus Centre and Menzies Building





    This is mainly conducted to help support the project currently performed by the Unity For Sister Inc.


    *********************************************************************************


    Unity For Sisters Inc – Our Charity

    The Building Nation Project

    Unity for Sisters Inc is a registered non profit charity which aims to help Somali people in East Africa, inshallah. Our past programs have included famine relief and our clean child birth for Somali women project. I am here today to discuss our latest project. Also I am here today because we need all of you to complete this project.

    Our next project is called ‘The Building Nation Project.’ This is a large project but step by step we can make a difference, inshallah.

    The Unity For Sisters Inc team believes education builds a nation. People need knowledge to benefit them and this benefit will flow to the surrounding community, inshallah. Somalia at the current time has no system of education such as we have in Australia. And you may think this is not achievable for Somalia. Australia had to build the education system starting with one school, then a second, then a third and so on. This is Unity For Sisters Inc’s aim for Somalia, inshallah.

    Save the Children foundation states regarding education in 3rd world and wartorn countries:

    More than 43 million of these children are living in countries affected by armed conflict, where little is being done to help.

    Millions more living in conflict-affected countries are receiving a substandard education.

    These out-of-school children — like all children — have the right to an education. They, more than most, need the benefits education can bring:



    • protection,

    • stability,

    • and the potential to build a peaceful and prosperous society.

    UNESCO the education wing of the United Nations states regarding education:



    Millions of children around the world are deprived of the right to education. The result: One out of three children never see the inside of a classroom.

    Starting with a school in Hergeisa named Maryam Bint Kamal International School we intend to build a school in all major centres such as Bosaso, Galkayo, Baidoa, Boroma, Kismayo and of course Mogadishu inshallah.

    You may ask why do we choose major centres?

    The reasons are as follows:



    • we need to find places which have high refugee populations

    • We need to build where there will be high population numbers generally as the schools will be self funding after the initial set up period, inshallah.

    • We aim to build schools for several hundred students, inshallah.

    • Somalia is a country with ability however they have not had an opportunity to be educated at a high standard. The educators in Somalia do their best with the facilities and knowledge they have and may Allah swt reward them for their efforts.



    Unity For Sisters Inc has the following aims:

    Our aim is for Somali children to be educated according to the western standards
    Coupled with Arabic and memorisation of the Quran.
    All of our schools will use Australian curriculum
    Wherever possible Australian educated teachers will be employed.
    Unity For Sisters Inc will also be training Somali teachers on the ground in Somalia to be facilitators of education using the Australia curriculum, inshallah.



    What is our difference?

    Our schools will be community schools and NOT a private business enterprise. All people will earn a wage including the directors. ALL PROFITS WILL GO BACK INTO THE SCHOOL WHERE THE MONEY IS DERIVED OR COMMUNITY PROJECTS IN THE SORROUNDING COMMUNITY, INSHALLAH.



    All of our schools will follow the same curriculum. The benefit of this is if a student moves to another location where we have another school built the student will be able to resume regular education with ease.



    Also if teaching staff want to relocate and if positions are available they will be able to transfer to a job in the new location with ease and with little or now training. Also another major benefit is the director of this specific project is a Somali born, Australian qualified educator named Mr. Kamal Sheikh-Omar. Mr. Sheikh-Omar has an extensive education including 8 years full-time university in Australia resulting in a Bachelor of Engineering and a Post Graduate Bachelor of Education majoring in Math & Physics. Although he earns excellent money and lives well in Australia with so much ease in regards to food, education and medicines he believes it is a must for him to give back to the country that made him the person he is today. Mr Sheikh-Omar will relocate with his family to complete his aim is educating Somali children and believes this will be a lifelong project.

    We are looking at raising $100,000 which will cover the cost of buying land, building a school, building a library, kitchen, an office and prayer room. Also it will cover the cost of transporting all curriculums from Australia, employing teachers in the initial stages of the school.

    Building a high quality school will encourage investment from other countries, and help build Somalia. It will allow the people who build them to earn money and the people who work in them to earn money. However the most important thing a school can give is putting hope into the heart of a child.

    For more information please visit our website:

    http://www.unity4sisters.org/Charity

    Within Australia call: 0401 413 727

    International: 61 401 413 727

    Email: info@unity4sisters.org

    To All Brothers and Sisters in Faith....let's make the difference...inshaAllah...May Allah reward everyone good...Ameen...Jazakumullahu khayran katsiran (",)





    Saturday, September 01, 2007

    Buat Si Bunga...(Sempena Musim Bunga di benua Australasia)






    "...Kalau dahulunya pernah berusaha menjadi seperti Saidatina Khadijah r.a...namun izinkanlah diri ini untuk menjadi seperti Saidatina Fatimah r.a. , puteri kesayangan dan kecintaan Rasulullah..." [mengandungi makna yang tersirat di sebalik yang tersurat...Allah Lebih Tahu]



    Selamat menghayati lagu kegemaran ana yang disertakan bersama entry kali ini....Jazakumullahu khayran katsiran 'ala kulli hal..(",)

    Ukhtil Mukhlisah,
    Ukhti Yusrina
    Monash, 2007