Friday, March 09, 2007

Bila Hidup itu Cermin...

Bila hidup itu cermin

Maka isyarat apa yang mampu menyiratkan hidup bahawa kehidupan itu adalah sosok kita

Atau... sesosok kehidupan adalah penampakan dari wujud kita yang telah terpantulkan melalui lembar-lembar perjalanan

Maka,

Bila hidup itu cermin

Seharusnya kita lebih mengerti dan memahami hidup apa dan bagaimana yang telah dan akan dilalui agar mampu menempatkan diri padanya

Bila hidup itu cermin

Seharusnya kita dapat bersentuhan lebih dekat padanya agar kita mengetahui dengan jelas benar segala kekurangan yang terpantul dari cermin itu

Namun, sayang

Kita sering menganggap bahawa hidup itu adalah cermin cembung yang selalu melebih-lebihkan kekurangan dan mengurang-ngurangkan segala kelebihan yang kita miliki

atau kita sering menganggap bahawa hidup itu adalah cermin cekung yang selalu memberikan kekecewaan pada apa yang dipantulkannya

Dan menganggap cermin kehidupan adalah wujud yang lari dari kenyataan

Padahal kalau saja kita mampu merenungkan sejenak peristiwa yang telah dialami,
baik yang memalukan mahupun yang menyenangkan adalah cerminan diri kita
yang tak sempat kita cermati bahkan luput dari pandangan mata

Cubalah mengerti, andai kita mampu melihat hidup ini seperti cermin datar
yang setiap hari kita berkaca padanya, melihat noda hitam di wajah dengan jelas
dan perlahan-lahan mulai menutupinya dengan polesan bedak atau sekadar lotion,
bukankah itu lebih mudah?

Berapa kali kita bercermin untuk sekadar memperindah penampilan jasad?

Namun,

Ketika itu, sudahkah kita bercermin dengan kehidupan, menutupi kesalahan dengan
amal soleh yang kita perbuat dan menjadikan kelebihan sebagai jalan untuk dekat
denganNya seperti yang tiap hari kita lakukan

Sudahkah?

Atau memang kita malu untuk melihat segala kekurangan kita, melalui cermin kehidupan yang ada di depan mata?